PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BAYI DAN BALITA



A.     Definisi Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan (growth) merupakan masalah perubahan dalam ukuran besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram. Kilogram), ukuran panjang (Cm, Meter). Sedangkan perkembangan (development) merupakan bertambahnya kemampuan (skill/keterampilan) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan.
Dari dua pengertian tersebut diatas dapat ditarik benang merah bahwa pertumbuhan mempunyai dampak terhadap aspek fisik, sedangkan perkembangan berkaitan dengan pematangan fungsi sel atau organ tubuh individu, keduanya tidak bisa terpisahkan.

B.     Definisi Bayi dan Balita
Bayi adalah pribadi yang unik,yang akan mengundang rasa ingin tahu anda.(Sheila Kitzinger)
Bayi merupakan suatu tahap perkembangan manusia setelah dilahirkan. (Widya Ayu Puspita)
Bayi merupakan makhluk yang sangat peka dan halus. (Aslis Wirda Hayati).
Bayi adalah anak dengan rentang usia 0-12 bulan. Masa bayi merupakan bulan pertama kehidupan kritis karena bayi akan mengalami adaptasi terhadap lingkungan, perubahan sirkulasi darah, serta organ-organ tubuh mulai berfungsi, dan pada usia 29 hari sampai 12 bulan, bayi akan mengalami pertumbuhan yang sangat cepat (Perry & Potter, 2005).
Setelah anak menginjak usia diatas 12 bulan, maka anak sudah dikategorikan sebagai balita atau anak dibawah usia lima tahun. Masa keemasan atau dikenal sebagai golden age akan terus berlanjut hingga anak menginjak usia tiga tahun.

C.     Aspek Perkembangan
Ada beberapa aspek perkembangan anak yang berkaitan. Perkembangan pada satu aspek akan memengaruhi aspek lain. Anak akan tumbuh dan berkembang secara optimal jika seluruh aspeknya berkembang baik, tentu saja dengan pengasuhan dari orang tua.
a.    Motorik Kasar
Kemampuan ini mengontrol gerakan tubuh yang mencakup keterampilan mengendalikan otot-otot besar. Perkembangan motorik kasar dapat dilihat dari kemampuan anak untuk merangkak, berjalan, berlari, melompat, memanjat, atau berenang. Aktifitas motorik kasar akan menjadi sumber kebahagiaan anak terutama pada masa prasekolah.

b.    Motorik Halus
Keterampilan ini mencakup keluwesan jemari. Ini dapat dilihat dari kemampuan anak untuk menyentuh, menjumput, mencoret, melipat, atau memasukan sendok ke mulut. Keterampilan motorik halus sangat diperlukan sebagai dasar kemampuan menulis dan aktifitas bantu diri seperti makan, minum, mengancingkan baju, memakai kaos kaki, dan sebagainya. Dalam hal ini, kemandirian menjadi sumber kepuasan anak.

c.    Kognitif
Kemampuan kognitif adalah kemampuan anak untuk memproses, menginterpretasi dan mengategorikan informasi-informasi yang diperolehnya melalui panca indra. Kemampuan ini selanjutnya berkembang menjadi kemampuan berpikir logis. Perkembangan berpikir anak menentukan apakah ia mampu memahami lingkungannya secara logis dan realistis. Semakin berkembang kemampuan kognisinya, pemahaman anak mengenai objek, orang serta peristiwa-peristiwa di lingkungannya akan semakin berkembang secara akurat.

d.    Kemampuan Bahasa
Selain memahami apa yang dikatakan orang-orang disekitarnya kemampuan ini juga membuat anak bisa mengungkapkan keinginannya. Sebenarnya, sejak bayi komonikasi telah dilakukan. Menangis dan mengoceh merupakan awal dari perkembangan bahasa. Selanjutnya, anak belajar mengucapkan kata-kata lalu kalimat. Keterampilan bahasa sangat penting. Sebagai makhluk sosial anak tidak dapat menghindari interaksi dengan orang lain. Selain itu, perasaan mampu memahami dan dipahami, berpengaruh pada perkembangan kepercayaan diri.

e.    Emosi
Kemampuan emosi adalah kemampuan anak untuk mengenali berbagai hal yang dirasakannya, mengekpresikan perasaan dalam bentuk yang diterima oleh lingkungan dan keterampilan untuk mengendalikan serta mengatasi perasaannya. Kematangan emosi tidak begitu saja terjadi pada anak. Emosi berkembang secara bertahap melalui interaksi dengan orang tuanya. Pemenuhan kebutuhan emosi dan arahan yang tepat dari orang tua, akan membuat kecerdasan emosi anak berkembang dengan baik.

f.     Sosial
Kemampuan sosial adalah kemampuan anak untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan, memberi respon pada orang lain, serta berbagi. Pada awalnya, pengalaman sosialisasi anak sangat terbatas. Selanjutnya, ia belajar untuk mengembangkan keterampilan sosialnya dari orang-orang terdekat.

D.     Tahap Pertumbuhan dan Perkembangan Fisik
a.    Tumbuh kembang infant/bayi, umur 0-12 bulan
1)    Umur 1 bulan
Fisik          :    Berat badan akan meningkat 150-200 gr/mg, tinggi badang meningkat 2,5 cm/bulan, lingkar kepala meningkat 1,5 cm/bulan. Besarnya kenaikan seperti ini akan berlangsung sampai bayi umur 6 bulan.
Motorik     :    Bayi akan mulai berusaha untuk mengangkat kepala dengan dibantu oleh orangtua, tubuh ditengkurapkan, kepala menoleh ke kiri ataupun ke kanan, reflek menghisap, menelan, menggenggam sudah mulai positif.
Sensoris    :    Mata mengikuti sinar ke tengah.
Sosialisasi :    Bayi sudah mulai tersenyum pada orang yang ada disekitarnya.

2)    Umur 2-3 bulan
Fisik          :    Fontanel posterior sudah menutup
Motorik     :    Mengangkat kepala, dada dan berusaha untuk menahannya sendiri dengan tangan, memasukkan tangan ke mulut, mulai berusaha untuk meraih benda-benda yang menarik yang ada disekitarnya, bisa di dudukkan dengan posisi punggung disokong, mulai asik bermain-main sendiri dengan tangan dan jarinya.
Sensoris    :    Sudah bisa mengikuti arah sinar ketepi, koordinasi ke atas dan kebawah, mulai mendengarkan suara yang di dengarnya.
Sosialisasi :    Mulai tertawa pada seseorang, senang jika tertawa keras, menangis sudah mulai berkurang.

3)    Umur 4-5 bulan
Fisik          :    Berat badan menjadi 2 kali dari berat badan lahir, ngeces karena tidak adanya koordinasi menelan saliva.
Motorik     :    Jika didudukkan kepala sudah bisa seimbang dan punggung sudah mulai kuat, bila ditengkurapkan sudah bisa mulai miring dan kepala sudah bisa tegak lurus, refleks primitif sudah mula hilang, berusaha meraih benda sekitar dengan tangannya.
Sensoris    :    Sudah bisa mengenal orang-orang yang sering berada didekatnya, akomodasi mata positif.
Sosialisasi :    Senang jika berinteraksi dengan orang lain walaupun belum pernah dilihatnya/dikenalnya, sudah bisa mengeluarkan suara pertanda tidak senang bila mainan atau benda miliknya diambil oleh orang lain.
4)    Umur 6-7 bulan
Fisik          :    Berat badan meningkat 90-150 gr/minggu, tinggi badan meningkat 1,25 cm/bulan, lingkar kepala meningkat 0,5 cm/bulan, besarnya kenaikan seperti ini akan berlangsung sampai bayi berusia 12 bulan (6 bulan kedua), gigi sudah mulai tumbuh.
Motorik     :    Bayi sudah bisa membalikkan badan sendiri, memindahkan anggota badan dari tangan yang satu ke tangan yang lain, mengambil mainan dengan tangannya, senang memasukkan kaki ke mulut, sudah mulai bisa memasukkan makanan ke mulut sendiri.
Sosialisasi :    Sudah dapat membedakan orang yang dikenalnya dengan yang tidak dikenalnya, jika bersama dengan orang yang belum dikenalnya bayi akan merasa cemas (stangger anxiety), sudah dapat menyebut atau mengeluarkan suara em.....em...em...., bayi biasanya cepat menangis jika terdapat hal-hal yang tidak disenanginya akan tetapi akan cepat tertawa lagi.
5)    Umur 8-9 bulan
Fisik          :    Sudah bisa duduk dengan sendirinya, koordinasi tangan kemulut sangat sering, bayi mulai tengkurap sendiri dan mulai belajar untuk merangkak, sudah bisa mengambil benda dengan menggunakan jari-jarinya.
Sensoris    :    Bayi tertarik dengan benda-benda kecil yang ada disekitarnya.
Sosialisasi :    Bayi mengalami stangger anxiety atau merasa cemas terhadap hal-hal yang belum dikenalnya (orang asing) sehingga dia akan menangis dan mendorong serta meronta-ronta, merangkul/memeluk orang yang dicintainya, jika dimarahi dia sudah bisa memberikan reaksi menangis dan tidak senang, mulai mengulang kata-kata “dada..dada” tetapi belum punya arti.
6)    Umur 10-12 bulan
Fisik          :    Berat badan 3 kali berat badan waktu lahir, gigi bagian atas dan bawah sudah tumbuh.
Motorik     :    Sudah mulai belajar berdiri tetapi tidak bertahan lama, belajar berjalan dengan bantuan, sudah bisa berdiri dan duduk sendiri, mulai belajar akan dengan menggunakan sendok akan tetapi lebih senang menggunakan tangan, sudah bisa bermain ci...luk...ba, mulai senang mencoret-coret kertas.
Sensoris    :    Visual aculty 20-50 positif, sudah dapat membedakan bentuk.
Sosialisasi :    Emosi positif, cemburu, marah, lebih senang pada lingkungan yang sudah diketahuinya, merasa takut pada situasi yang asing, mulai mengerti akan perintah sederhana, sudah mengerti namanya sendiri, sudah bisa menyebut abi, ummi.

b.    Tumbuh Kembang Toddler ( BATITA); umur 1-3 tahun.
1)    Umur 15 bulan
Motorik Kasar  :    Sudah bisa berjalan sendiri tanpa bantuan orang lain.
Motorik Halus  :    Sudah bisa memegangi cangkir, memasukkan jari kelubang, membuka kotak, melempar benda.
2)    Umur 18 bulan
Motorik Kasar  :    Mulai berlari tetapi masih terjatuh, menarik-narik mainan, mulai senang naik tangga tetapi masih dengan bantuan.
Motorik Halus  :    Sudah bisa makan dengan menggunakan sendok, bisa membuka halaman buku, belajar menyusun balok-balok.
3)    Umur 24 bulan
Motorik Kasar  :    Berlari sudah baik, dapat naik tangga sendiri dengan kedua kaki tiap tahap.
Motorik Halus  :    Sudah bisa membuka pintu, membuka kunci, menggunting sederhana, minum dengan menggunakan gelas/cangkir, sudah dapat menggunakan sendok dengan baik.
4)    Umur 36 bulan
Motorik Kasar  :    Sudah bisa naik turun tangga tanpa bantuan, memakai baju dengan bantuan, mulai bisa naik sepeda beroda tiga.
Motorik Halus  :    Bisa menggambar lingkaran, mencuci tangannya sendiri, menggosok gigi.

c.    Tumbuh Kembang Prasekolah
1)    Umur 48 bulan
Motorik Kasar        :    Berjalan berjinjit, melompat, melompat dengan satu kaki, menangkap bola, dan melemparkannya dari atas kepala.
Motorik Halus        :    Sudah bisa menggunakan gunting dengan lancar, sudah bisa menggambar kotak, menggambar garis vertikal maupun horisontal, belajar membuka dan memasang kancing baju.
2)    Umur 60 bulan
Motorik Kasar        :    Berjalan mundur sambil berjinjit, sudah dapat menangkap dan melempar bola dengan baik, sudah dapat melompat dengan kaki secara bergantian.
Motorik Halus        :    Menulis dengan angka-angka, menulis dengan huruf, menulis dengan kata-kata, belajar menulis nama, belajar mengikat tali sepatu.
Sosial Emosional   :    Bermain sendiri mulai berkurang, sering berkumpuk denga  teman sebaya, interaksi sosial selam bermain meningkat, sudah siap untuk menggunakan alat-alat bermain.
Pertumbuhan Fisik     Berat badan meningkat 2,5 Kg/tahun, tinggi bada meningkat 6,75 - 7,5 cm/tahun.

E.     Perkembangan psikososial
Teori mengenai perkembangan psikososial dikemukakan oleh Erick Ericson (1963). Beliau membagi perkembangan psikososial menjadi dua tahap, dimana masing-masing tahap memiliki dua komponen yang bernilai baik(bisa diharapkan) dan komponen yang kurang baik (kurang bisa diharapkan). Perkembangan pada tahap selanjutnya sangat bergantung pada mekanisme koping pada pemecahan masalah/problem solving pada tahun sebelumnya. Tahapan perkembangan psikososial pada anak menurut Ericson adalah sebagai berikut :
1)    Percaya Versus tidak percaya (umur 0-1 tahun)
Komponen yang paling utama untuk berkembang pada seorang anak adalah rasa percaya. Rasa percaya pada anak ini harus kita bangun sejak tahun pertama kehidupan anak. Begitu seorang bayi lahir dna melakukan kontak dengan dunia luar maka ia sangat ketergantungan dengan orang lain yang ada disekitarnya. Rasa aman dan rasa percaya terhadap lingkungan merupakan kebutuhan primer. Adapun alat yang digunakan oleh bayi untuk berhubungan dengan dunia luar adalah mulut dan panca indra, sedangkan perantara yang tepat antara bayi dengan lingkungan adalah seorang ibu.
Hubungan antara ibu dengan anak yang harmonis yaitu melalui pemenuhna kebutuhan fisik, psikologis dan sosial merupakan pengalaman dasar rasa percaya bagi anak. Jika pada umur ini tidak tercapai rasa percaya dengan lingkungannya maka dimungkinkan akan dapat menimbulkan masalah. Rasa tidak percaya ini timbul bila pengalaman bila pengalaman untuk meningkatkan rasa percaya kurang atau kebutuhan tidak terpenuhi secara adekuat, yaitu kurangnya pemenuhan kebutuhan fisik, psikologis dan sosial yang kurang. Misalnya ; anak tidak mendapatkan minum atau air susu yang cukup saat anak lapar sehingga dia harus menangis yang keras, anak tidak mendapatkan respon ketika dia menggigit dot botol susu pertanda susu sudah habis dan lain sebagainya.

2)    Otonomi versus rasa malu (umur 1-3 tahun)
Pada usia ini alat gerak dan  rasa telah matang dan ada rasa pecaya terhadap ibu dan lingkungannya. Pekembangan otonomi selama periode balita berfokus pada peningkatan kemampuan anak untuk mengontrol tubuhnya, dirinya dan lingkungannya. Anak menyadari bahwa ia dapat mengguanakan kekuatannya untuk bergarak dan berbuat sesuai dengan kemampuannya sendiri. Misalnya ; anak akan puas  jika bisa berjalan, memanjat tanpa koreksi oleh orang lain.
Selain itu anak akan mengguanakan kekuatan mentalnya untuk menolak dan mengambil sebuah keputusan. Rasa otonomi diri ini perlu untuk dikembangkan karena sangat penting untuk terbentuknya rasa percaya diri dikemudian hari. Hubungan dengan orang lain yang bersifat egosentris atau mementingkan diri sendiri. Adapun peranan lingkungan dalam hal ini adalah memberikan support dan memberikan keyakinan yang jelas. Perasaan negatif pada anak adalah rasa malu dan rasa ragu yang timbul jika anak merasa tidak mampu untuk mengatasi segala tindakan yang dipilihnya sendri serta kurangnya support dari kedua orang tua dan lingkungan, misalnya ; orang tua selalu mengitervensi anak, orang tua tidak memberikan keleluasaan bagi anak untuk memilih satu atau dua dari berbagai alternatif pilihan yang ada.

3)    Inisiatif Versus Rasa Bersalah (umur 3-6 tahun)
Tahap ini anak mulai belajar untuk mengendalikan diri dan memanipulasi lingkungan. Rasa inisiatif mulai menguasai anak, anak sudah mulai untuk diikutsertakan sebagai individu atau membantu orangtua dan lingkungan. Suatu contoh; anak ikut serta merapikan tempat tidur, bagi anak wanita bisa membantu ibu di dapur. dalam hal ini anak sudah mulai memperluas lingkup pergaulannya. Ia menjadi aktif di luar rumah, kemampuan berbahasa semakin meningkat. Hubungan dengan teman sebaya dan saudara cenderung untuk selalu menang sendiri.
Disini peran seorang ayah sudah mulai berjalan, harus ada hubungan harmonis antara ayah, ibu dan anak yang tujuan akhirnya adalah untuk memantapkan identitad diri anak. Orangtua dapat melatih anak untuk mengintegrasikan peran-peran sosial dan tanggung jawab sosial. Pada tahap ini pula kadang-kadang anak tidak dapat mencapai tujuan atau kegiatan yang lebih disebabkan karena keterbatasan kemampuannya. Akan tetapi jika ada tuntutan lingkungan, semisal dari orangtua sendiri ataupun dari orang lain yang terlalu tinggi, maka akan dapat mengakibatkan anak merasa aktivitasnya/imajinasinya buruk dan pada tahap berikutnya anak kana merasa kecewa dan selalu merasa bersalah.

Selain Erick ericson, teori tentang perkembangan psikososial juga disampaikan oleh seorang ahli yang bernama Sigmund Freud, beliau mengatakan bahwa insting seksual memainkan peranan yang sangat penting dalam perkembangan kepribadian. Perkembangan tersebut berhubungan erat dengan bagian fungsi tubuh yang dipandang sebagai aktivitas yang sangat menyenangkan.
Freud menjelaskan didalam jiwa manusia terdapat komponen penting yang nantinya akan mendasari sifat dan kepribadiannya. Ketiga komponen tersebut adalah The Id, Ego, dan Super Ego. The Id pada anak sering dimanifestasikan dengan cara anak sering menangis minta minum atau menangis karena kelaparan, tahap Ego anak sudah mulai lebih rasional tetapi dia masih memandang masa bodoh terhadap lingkungannya, super ego sseorang anak sudah sedikit kooperatif dengan keadaan orangtuanya dan lingkungannya. Teori perkembangan yang dikemukakan oleh sigmund freud ini, di mana setiap tahap mempunyai ciri dan waktu tertentu serta diharapkan berjalan secara kontinyu.

F.     Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
a.    Faktor Genetik
Merupakan dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak. Melalui instruksi genetik yang terkandung didalam sel telur yang telah dibuahi dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan. Ditandai dengan intensitas dan kecepatan pembelahan, derajat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan, umur pubertas, dan berhentinya pertumbuhan tulang. Termasuk faktor genetik adalah berbagai faktor bawaan yang normal dan patologik, jenis kelamin, jenis kelamin, suku bangsa/bangsa. Di negara maju, gangguan pertumbuhan sering disebabkan oleh faktor genetik. Di negara yang sedang berkembang, gangguan pertumbuhan selain faktor genetik juga faktor lingkungan yang kurang memadai untuk tumbuh kembang anak yang optimal, bahkan dapat menyebabkan kematian anak sebelum umur balita. Disamping itu, ada juga berbagai penyakit keturunan yang disebabkan oleh kelainan kromosom seperti sindrom down, sindrom turner dan lainnya.

b.    Faktor Lingkungan
a)    Lingkungan Internal
Hal yang berpengaruh diantaranya adalah hormon dan emosi. Ada tiga hormon yang mempengaruhi pertumbuhan anak, hormon somatotropin merupakan hormon yang mempengaruhi jumlah sel tulang, merangsang sel otak pada masa pertumbuhan, berkurangnya hormon ini dapat menyebabkan Gigantisme. Hormon Tiroid akan mempengaruhi pertumbuhan tulang, kekurangan hormon ini akan menyebabkan kretinisme dan hormon gonadotropin yang berfungsi untuk merangsang perkembangan seks laki-laki dan memproduksi spermatozoa, sedangkan estrogen merangsang perkembangan seks sekunder wanita dan produksi sel telur, jika kekurangan hormon gonadotropin ini akan menyebabkan terhambatnya perkembangan seks.
Terciptanya hubungan yang hangat dengan orang lain seperti ayah, ibu, saudara, teman sebaya, guru, dan sebagianya akan berpengaruh besar terhadap perkembangan emosi, sosial, dan intelektual anak. Cara seorang anak dalam berinteraksi dengan orang tua akan mempengaruhi interaksi anak di luar rumah. Pada umumnya anak yang tahap perkembangannya baik akan mempunyai intelegensi yang tinggi dibandingkan dengan anak yang tahap perkembangannya terhambat.

b)    Lingkungan Eksternal
Dalam lingkungan eksternal ini banyak sekali yang mempengaruhinya, diantaranya adalah kebudayaan; kebudayaan suatu daerah akan mempengaruhi kepercayaan, adat kebiasaan dan tingkah laku dalam begaimana orang tua mendidik anaknya. Status sosial ekonomi keluarga juga berpengaruh, orang tua yang ekonomi menengah keatas dapat dengan mudah menyekolahkan anaknya disekolah-sekolah yang berkualitas, sehingga mereka dapt menerima atau mengadopsi cara-cara baru bagaimana cara merawat anak dengan baik. Status nutrisi pengaruhnya juga sangat besar, orang tua dengan ekonomi lemah bahkan tidak mampu memberikan makanan tambahan buat bayinya, sehingga bayi akan kekurangan asupan nutrisi yang akibat selanjutnya daya tahan tubuh akan menurun dan akhirnya bayi/anak akan jatuh sakit.
Olahraga yang teratur dapat meningkatkan sirkulasi darah dalam tubuh, aktifitas fisiologi dan stimulasi terhadap perkembangan otot-otot, posisi anak dalam keluarga ditengarai juga berpengaruh, anak pertama akan menjadi pusat perhatian orang tua, sehingga semua kebutuhan dipenuhi, baik itu kebutuhan fisik, emosi maupun sosial.

c.    Faktor Pelayanan Kesehatan 
    Adanya pelayanan kesehaan yang memadai yang ada disekitar lingkungan dimana anak tumbuh dan berkembang, diharapkan tumbang anak dapat dipantau. Sehingga apabila terdapat sesuatu hal yang sekiranya meragukan atau terdapat keterlambatan dalam perkembangannya, anak dapat segera mendapatkan pelayanan kesehatan dan diberikan solusi pencegahannya.



pertumbuhan dan perkembangan bayi dan balita, pertumbuhan dan perkembangan, bayi dan balita, pertumbuhan bayi, perkembangan bayi, pertumbuhan balita, perkembangan balita, pertumbuhan dan perkembangan, pertumbuhan bayi dan balita, perkembangan bayi dan balita, pertumbuhan dan perkembangan bayi dan balita, pertumbuhan dan perkembangan, bayi dan balita, pertumbuhan bayi, perkembangan bayi, pertumbuhan balita, perkembangan balita, pertumbuhan dan perkembangan, pertumbuhan bayi dan balita, perkembangan bayi dan balita, pertumbuhan dan perkembangan bayi dan balita, pertumbuhan dan perkembangan, bayi dan balita, pertumbuhan bayi, perkembangan bayi, pertumbuhan balita, perkembangan balita, pertumbuhan dan perkembangan, pertumbuhan bayi dan balita, perkembangan bayi dan balita, pertumbuhan dan perkembangan bayi dan balita, pertumbuhan dan perkembangan, bayi dan balita, pertumbuhan bayi, perkembangan bayi, pertumbuhan balita, perkembangan balita, pertumbuhan dan perkembangan, pertumbuhan bayi dan balita, perkembangan bayi dan balita, pertumbuhan dan perkembangan bayi dan balita, pertumbuhan dan perkembangan, bayi dan balita, pertumbuhan bayi, perkembangan bayi, pertumbuhan balita, perkembangan balita, pertumbuhan dan perkembangan, pertumbuhan bayi dan balita, perkembangan bayi dan balita, pertumbuhan dan perkembangan bayi dan balita, pertumbuhan dan perkembangan, bayi dan balita, pertumbuhan bayi, perkembangan bayi, pertumbuhan balita, perkembangan balita, pertumbuhan dan perkembangan, pertumbuhan bayi dan balita, perkembangan bayi dan balita, pertumbuhan dan perkembangan bayi dan balita, pertumbuhan dan perkembangan, bayi dan balita, pertumbuhan bayi, perkembangan bayi, pertumbuhan balita, perkembangan balita, pertumbuhan dan perkembangan, pertumbuhan bayi dan balita, perkembangan bayi dan balita, pertumbuhan dan perkembangan bayi dan balita, pertumbuhan dan perkembangan, bayi dan balita, pertumbuhan bayi, perkembangan bayi, pertumbuhan balita, perkembangan balita, pertumbuhan dan perkembangan, pertumbuhan bayi dan balita, perkembangan bayi dan balita, pertumbuhan dan perkembangan bayi dan balita, pertumbuhan dan perkembangan, bayi dan balita, pertumbuhan bayi, perkembangan bayi, pertumbuhan balita, perkembangan balita, pertumbuhan dan perkembangan, pertumbuhan bayi dan balita, perkembangan bayi dan balita,

Comments

  1. Jangan sampai melewatkan tahap demi tahap tumbuh kembang si kecil...karena ga akan bisa terulang

    ReplyDelete
    Replies
    1. Assalamualaikum.wr.wb. perkenalkan nama saya Hariyati Dewi Tki Hongkong, saat menulis ini saya teringat memory masa lalu.saya sangat tergugah hati melihat coretan hati yang Ibu tulis. saya jadi teringat tentang masa-masa sulit dulu,karena iktiar dan usaha , seolah2 menjadi dendam bukan lagi motivasi, cuma satu tujuan saya pada saat bagaiman caranya untuk bangkit..singkat kata berbagai macam iktiar dan cara yang saya lalui, mengingat pada saat itu hutang saya 1,2m yang tidak sedikit, belum lagi bunga renternir yang bertambah. karena usaha, kesungguhan hati, akhirnya saya menemukan jalan /solusi melalui Program Pesugihan Dana Gaib Tanpa Tumbal. saya percaya ALLAH ITU TIDAK DIAM MAHA PENYAYANG , cobaan itu bukan lah ujian tapi hadiah yang tersilmut untuk kebahagiaan yang sebenar2nya. Dengan keyakina dan keberania saya ikut bergabung untuk mengikuti Program Pesugihan Dana Gaib Tanpa Tumbal dan memohonkan dana sesuai kebutuhan dan kesanggupan saya. Cuma dalam waktu 1 hari 1 malam saya mendapat telpon dari pihak Program tersebut, Alhamdulillah dana yang saya mohonkan sudah cair dan sudah dapat saya gunakan untuk melunasi hutang. jika anda ingin seperti saya
      silahkan hubungi
      Ki Witjaksono: 085-2222-31459
      Atau kunjungi website

      Klik-> PESUGIHAN DANA GAIB

      Ingat kesempatan tidak akan datang untuk yang kedua kalinya.

      Delete
  2. Alhamdulillah berkat bantuan bpk DR.HERMAN M.Si
    DIREKTUR APARATUR SIPIL NEGARA BKN PUSAT JKT, sekarang saya dan kaka saya sudah jadi PNS berkat bantuan beliau, nomor hp bpk Dr Herman
    0853-2174-0123



    ( KISAH NYATA LULUS PNS DI lingkungan pemda jawa timur )

    Kakak dan Saya 3 Kali Gagal di Seleksi CPNS Membuatku dan Dirinya saling memotivasi dan Akhirnya di tahun 2014 Berhasil
    Sampai sekarang PNS adalah profesi yang sangat diidam-idamkan oleh kebanyakan orang di Indonesia. Terbukti, setiap kali pemerintah membuka pendaftaran CPNS, peserta yang mendaftar selalu membludag.
    Menjadi PNS memang nikmat sekali rasanya. Wajar jika ribuan orang rela berdesak-desakan demi mendapatkan kursi PNS.
    Saya Akan Berbagi Cerita Nyata Dengan teman-teman Semua,.
    Mohon maaf mengganggu waktunya saya cuma bisa menyampaikan melalui KOMENTAR singkat dan semoga bermanfaat..... saya dan Kakak seorang honorer yang baru saja lulus jadi PNS tahun 2014 yang lalu, dan Saya ingin berbagi cerita kepada anda, Bahwa dulunya kami ini cuma seorang Honorer di Salah satu Instansi Pemda di provensi JAWA TIMUR tepatnya KOTA MADIUM dan Kakak Saya di Instansi Pemerintahan di Kantor BUPATI DI JAWA TIMUR, Saya Sudah 8 tahun dan Kakak Saya 10 tahun jadi tenaga honorer belum diangkat jadi PNS, Bahkan saya sudah 3 kali mengikuti ujian, namun hasilnya nol, sayapun sempat putus asah, kemudian teman saya memberikan no tlp Bpk Dr. HERMAN M.si hp: 0853-2174-0123 beliau selaku (Direktur aparatur sipil negara) di BKN pusat Jl. Letjen Sutoyo No. 12 Jakarta Timur 13640 dan saya pun coba menghubungi beliau dan beliau menyuruh saya mengirim berkas saya melalui email, dua minggu kemudian saya sudah ada panggilan untuk ujian, alhamdulillah berkat bantuan beliau saya pun bisa lulus dan SK saya akhirnya bisa keluar, dan saya sangat berterimah kasih kepada beliau yang sudah mau membantu saya. itu adalah kisah nyata dari saya, jika anda ingin seperti saya anda bisa hubungi Bpk Dr. Herman M.si no hp Beliau 0853-2174-0123, siapa tau beliau masih mau membantu anda untuk mewujudkan impian anda menjadi sebuah kenyataan.
    Sedikit Tambahan Bahwa tanggal 02 Desember 2017 kemarin saya melakukan komunikasi kepada beliau untuk bisa meluluskan adik saya sebagai CPNS ke PNS.
    -Terimakasih kpada Orang Tua, Saudara-saudaraku; Selalu mensupport aku
    -Terimakasih untuk khususnya ( Direktur jabatan aparatur negara) Bpk Dr.Herman m.si beliau selaku petinggi BKN PUSAT, dia'lah yang membantu kelulusan saya selama ini, alhamdulillah SK saya tahun 2015 bisa keluar.
    Salam & Terima kasih

    ReplyDelete

Post a Comment