Ketuban Pecah Dini


Waktu praktik kebidanan kemaren, gue sering nemu ibu yang datang dengan masalah ketuban pecah dini. Sebenernya ketuban pecah dini itu apa sih?
For your Information, sesuai dengan namanya, ketuban pecah dini, biasa disingkat KPD merupakan pecahnya selaput ketuban sebelum ada tanda-tanda persalinan. 
Faktor predisposisi KPD ialah infeksi genitalia, serviks inkompeten, gemeli, hidramnion, kehamilan preterm, disproporsi sefalopervik.

untuk menegakkan diagnosa apakah ibu yang bersangkutan mengalami KPD, berikut manifestasi klinisnya :
  1. keluar air ketuban warna putih keruh, jernih, kuning, hijau, atau kecoklatan sedikit-sedikit atau sekaligus banyak. Ini bukan pelangi ya, tapi emang air ketuban itu bisa berwarna seperti diatas. air ketuban keruh dapat disebabkan oleh infeksi, kehamilan lebih dari 42 minggu, maupun gangguan pada janin (dapat disebabkan karena tali pusat melilit sehingga bayi menjadi stress)
  2. Dapat disertai demam jika sudah ada infeksi (Lihat warna air ketubannya)
  3. Janin mudah diraba
  4. Pada periksa dalam selaput ketuban tidak ada, air ketuban sudah kering
  5. Inspekulo : tampak air ketuban mengalir atau selaput ketuban tidak ada dan air ketuban sudah kering.
Untuk menegakkan diagnosa, selain melihat tanda diatas, pemeriksaan penunjang yang biasa dilakukan adalah TES LAKMUS.


Tes Lakmus merah berubah menjadi biru. gimana caranya? Lakukan pemeriksaan inspekulo, nilai apakah ada cairan keluar melalui ostium uteri eksternum (OUE) atau terkumpul di forniks posterior. Dengan pinset panjang atau klem panjang masukan cairan lakmus ke dalam serviks. Jika kertas lakmus berubah warna menjadi biru, maka tes lakmus positif atau menunjukan adanya cairan ketuban (alkalis).
Perlu diwaspadai adalah komplikasi yang dari KPD yaitu: infeksi, partus preterm, prolaps tali pusat, distosia (partus kering).
Gimana penatalaksanaannya??
Ketuban pecah dini pada kehamilan aterm atau preterm dengan atau tanpa komplikasi harus dirujuk ke rumah sakit. 
Bila janin hidup dan terdapat prolaps tali pusat, pasien dirujuk dengan posisi panggul lebih tinggi dari badannya, bila mungkin dengan posisi bersujud. Kalau perlu kepala janin di dorong keatas dengan 2 jari agar tali pusat tidak tertekan kepala janin. Tali pusat di vulva dibungkus kain hangat yang dilapisi plastik. 
Bila ada demam atau dikhawatirkan terjadi infeksi saat rujukan atau ketuban pecah LEBIH DARI 6 JAM, berikan antibiotik penisilin prokain 1,2 juta IU intramuskular dan ampisilin 1 g peroral. Bila pasien tidak tahan penisilin, diberikan eritromisin 1g peroral. 
Bila keluarga pasien menolak dirujuk, pasien disuruh istirahat dalam posisi berbaring miring, berikan antibiotik penisilin prokain 1,2 juta IU intramuskular tiap 12 jam dan ampisilin 1 g peroral diikuti 500 mg tiap 6 jam atau eritromisin dengan dosis yang sama. 
Pada kehamilan kurang dari 32 minggu dilakukan tindakan konservatif, yaitu tirah baring, diberikan sedatif berupa fenobarbital 3x30 mg. Berikan antibiotik selama 5 hari dan glukokortikosteroid, contoh deksametason 3x5 mg selama 2 hari. Berikan pula tokolisis. Bila terjadi infeksi, akhiri kehamilan. 
Pada kehamilan 33-35 minggu, lakukan terapi konservatif selama 24 jam lalu induksi persalinan. Bila terjadi infeksi, akhiri kehamilan.
pada kehamilan lebih dari 36 minggu, bila ada his, pimpin meneran dan akselerasi bila ada inersia uteri. Bila tidak ada his, lakukan induksi persalinan bila keruban pecah kurang dari 6 jam dan skor pelvik kurang dari 5 atau ketuban pecah lebih dari 6 jam dan skor pelvik lebih dari 5. Seksio sesarea bila ketuban 6 jam dan skor pelvik kurang dari 5.

Informasi yang gue berikan, berdasarkan buku salah satu dosen gue. Ibu Sudarti.
juga dari laman solusi sehatku.com dan alodokter.

Sekian informasi seputar Ketuban Pecah Dini, semoga dapat nambah-nambah ilmu kalian.
Sampai jumpa di postingan berikutnya....
Sehat selalu ya!

Comments