- Get link
- X
- Other Apps
Posted by
Unknown
on
- Get link
- X
- Other Apps
Pengertian Pernapasan
Berdasarkan anatomi
Saluran nafas bagian atas : rongga hidung, faring dan laring
Saluran nafas bagian bawah; trachea, bronchi, bronchioli dan percabangannya sampai alveol
Berdasar Fungsionalnya
Area konduksi: sepanjang saluran nafas berakhir sampai bronchioli terminalis, tempat lewatnya udara pernapasan, membersihkan, melembabkan & menyamakan udara dg suhu tubuh hidung, faring, trakhea, bronkus, bronkiolus terminalis.
Area fungsional atau respirasi: mulai bronchioli respiratory sampai alveoli, proses pertukaran udara dengan darah.
Isi ;
dada dari atas sampai ke bawah,
yaitu vertikel. Penaikan iga-iga dan sternum, yang ditimbulkan kontraksi otot
interkostalis , meluaskan rongga dada kedua sisi dan dari belakang ke depan.
Paru-paru yang bersifat elastis mengembang untuk mengisi ruang yang membesar
itu dan udara ditarik masuk ke dalam saluran udara. Otot interkostal eksterna
diberi peran sebagai otot tambahan, hanya bila inspirasi menjadi gerak sadar.
GANGGUAN PADA SISTEM PERNAPASAN
Pernapasan adalah proses keluar dan masuknya udara ke
dalam & keluar paru. Pernapasan adalah proses ganda, yaitu terjadinya
pertukaran gas dalam jaringan atau “pernafasan dalam” dan yang terjadi di dalam
paru-paru yaitu “pernapasan luar”
Manusia membutuhkan suply oksigen secara terus-menerus
untuk proses respirasi sel, dan membuang kelebihan karbondioksida sebagai
limbah beracun produk dari proses tersebut. Pertukaran gas antara oksigen
dengan karbondioksida dilakukan agar proses respirasi sel terus berlangsung.
Oksigen yang dibutuhkan untuk proses respirasi sel ini berasal dari atmosfer,
yang menyediakan kandungan gas oksigen sebanyak 21% dari seluruh gas yang ada.
Oksigen masuk kedalam tubuh melalui perantaraan alat pernapasan yang berada di
luar. Pada manusia, alveolus yang terdapat di paru-paru berfungsi sebagai
permukaan untuk tempat pertukaran gas.
Proses pembakaran zat makanan secara
singkat ditunjukan pada baga berikut:
Zat
Makanan(gula) + Oksigen à kabon
doiksida + uap air + energi
Fungsi dan Struktur sistem Respirasi
Respirasi
adalah pertukaran gas, yaitu oksigen (O²) yang dibutuhkan tubuh untuk
metabolisme sel dan karbondioksida (CO²) yang dihasilkan dari metabolisme
tersebut dikeluarkan dari tubuh melalui paru
Saluran nafas bagian atas : rongga hidung, faring dan laring
Saluran nafas bagian bawah; trachea, bronchi, bronchioli dan percabangannya sampai alveol
Berdasar Fungsionalnya
Area konduksi: sepanjang saluran nafas berakhir sampai bronchioli terminalis, tempat lewatnya udara pernapasan, membersihkan, melembabkan & menyamakan udara dg suhu tubuh hidung, faring, trakhea, bronkus, bronkiolus terminalis.
Area fungsional atau respirasi: mulai bronchioli respiratory sampai alveoli, proses pertukaran udara dengan darah.
Alat-alat Pernapasan
Hidung
Nares Anterior
Nares anterior adalah saluran –
saluran di dalam lubang hidung. Saluran-saluran itu bermuara ke dalam bagian
yang dikenal sebagai vestibulum (rongga) Hidung. Vestibulum ini dilapisi
epitelium bergaris yang bersambung dengan kulit. Lapisan nares anterior memuat
sejumlah kelenjar sebaseus yang ditutupi bulu kasar. Kelenjar-kelenjar itu
bermuara ke dalam rongga hidung.
Rongga Hidung
Rongga hidung dilapisi selaput lendir yang sangat kaya akan pembuluh darah,
bersambung dengan lapisan faring dan selaput lendir semua sinus yang mempunyai
lubang yang masuk ke dalam rongga hidung. Hidung Berfungsi: penyaring, pelembab, dan penghangat udara yang
dihirup. Septum nasi memisahkan kedua cavum nasi. Struktur ini tipis terdiri dari
tulang dan tulang rawan, sering membengkok kesatu sisi atau sisi yang lain, dan
dilapisi oleh kedua sisinya dengan membran mukosa. Dinding lateral cavum nasi
dibentuk oleh sebagian maxilla, palatinus, dan os. Sphenoidale. Tulang lengkung
yang halus dan melekat pada dinding lateral dan menonjol ke cavum nasi adalah :
conchae superior, media, dan inferior. Tulang-tulang ini dilapisi oleh membrane
mukosa.
Dasar cavum nasi dibentuk oleh os
frontale dan os palatinus sedangkan atap cavum nasi adalah celah sempit yang
dibentuk oleh os frontale dan os sphenoidale. Membrana mukosa olfaktorius, pada
bagian atap dan bagian cavum nasi yang berdekatan, mengandung sel saraf khusus
yang mendeteksi bau. Dari sel-sel ini serat saraf melewati lamina cribriformis
os frontale dan kedalam bulbus olfaktorius nervus cranialis I olfaktorius.
Sinus paranasalis adalah ruang dalam tengkorak yang berhubungan melalui
lubang kedalam cavum nasi, sinus ini berfungsi : memperingan tulang tengkorak,
memproduksi mukosa serosa dan memberikan resonansi suara. Sinus ini juga
dilapisi oleh membrana mukosa yang bersambungan dengan cavum nasi. Lubang yang
membuka kedalam cavum nasi :
1.
Lubang hidung
2.
Sinus Sphenoidalis, diatas concha superior
3.
Sinus ethmoidalis, oleh beberapa lubang diantara
concha superior dan media dan diantara concha media dan inferior
4.
Sinus frontalis, diantara concha media dan superior
5.
Ductus nasolacrimalis, dibawah concha inferior. Pada
bagian belakang, cavum nasi membuka kedalam nasofaring melalui appertura
nasalis posterior.
Saluran Pernapasan
Faring
adalah pipa berotot yang berjalan
dari dasar tengkorak sampai persambungannya dengan oesopagus pada ketinggian
tulang rawan krikoid. Maka letaknya dibelakang hidung (nasofaring) dibelakang
mulut (orofaring) dan dibelakang laring (faring-laringeal)
Laring
Laring (tenggorokan) terletak di depan
bagian terendah faring yang memisahkannya dari kolumna vertebra. Berjalan dari
faring sampai ketinggian vertebrae servikalis dan masuk ke dalam trakea
dibawahnya. Laring terdiri atas kepingan tulang rawan yang diikat bersama oleh
ligamen dan membran. Yang terbesar diantaranya ialah tulang rawan tiroid, dan
disebelah depannya terdapat benjolan subkutaneas yang dikenal sebagai jakun,
yaitu disebelah depan leher. Laring terdiri atas dua lempeng atau lamina yang
bersambung di garis tengah. Di tepi atas terdapat lekukan berupa V. Tulang
rawan krikoid terletak dibawah tiroid, berbentuk seperti cincin mohor dengan
mohor cincinnya disebelah belakang ( ini adalah tulang rawan satu-satunya yang
berbentuk lingkaran lengkap). Tulang rawan lainnya ialah kedua tulang rawan
aritenoid yang menjulang disebelah belakang krikoid., kanan dan kiri tulang
rawan kuneiform, dan tulang rawan kornikulata yang sangat kecil.
Terkait di puncak tulang rawan tiroid terdapat epiglotis, yang berupa katup
tulang rawan dan membantu menutup laring sewaktu menelan. Laring dilapisi jenis
selaput lendir yang sama dengan yang di trakea, kecuali pita suara dan bagian
epiglotis yang dilapisi sel epitelium berlapis.
Pita Suara terletak disebelah dalam laring, berjakan dari tulang rawan tiroid
di sebelah depan sampai dikedua tulang rawan aritenoid. Dengan gerakan dari
tulang rawan aritenoid yang ditimbulkan oleh berbagai otot laringeal, pita
suara ditegangkan atau dikendurkan. Dengan demikian lebar sela-sela anatara
pita-pita atau rima glotis berubah-ubah sewaktu bernapas dan berbicara.
Suara dihasilkan karena getaran pita yang disebabkan udara yang melalui glotis.
Berbagai otot yang terkait pada laring mengendalikan suara, dan juga menutup
lubang atas laring sewaktu menelan.
Trakea
Trakea atau batang teggorokan kira-kira 9 cm panjangnya. Trakea berjalan dari
laring sampai kira-kira ketinggian vertebra torakalis kelima dan ditempat ini
bercabanf menjadi dua bronkus (bronki). Trakea tersusun atas 16 sampai 20
lingkaran tak sempurna lengkap berupa cincin tulang rawan yang diikat bersama
oleh jaringan fibrosa dan yang melengkapi lingkaran di sebelah belakang trakea;
selain itu juga memuat beberapa jaringan otot. Trakea dilapisi selaput lendir
yang terdiri atas epitelium bersilia dan sel cangkir. Silia ini bergerak menuju
keatas ke arah laring, maka dengan gerakan ini debu dan butir-butir halus
lainnya yang turut masuk bersama dengan pernapasan dapat dikeluarkan. Tulang
rawan berfungsi mempertahankan agar trakea tetap terbuka; karena itu, disebelah
belakngnya tidak bersambung, yyaitu di tempat trakea menempel pada esofagus,
yang memisahkannya dari tulang belakang.
Trakea servikalis yang berjalan melalui leher disilang oleh istmus kelenjar
tiroid, yaitu belahan kelenjar yang melingkari sisi-sisi trakea. Trakea
torasika berjalan melintasi mediastenum di belakang sternum, menyentuh arteri
inominata dan arkus aorta. Usofagus terletak dibelakang trakea.
Kedua bronkus
yang terbentuk dari belahan dua
trakea pada ketinggian kira-kira vertebra torakalis kelima mempunyai struktur
serupa dengan trakea dan dilapisi oleh jenis sel yang sama. Bronkus-bronkus itu
berjalan ke bawah dan kesamping ke arah tampak paru-paru. Bronkus kanan lebih
pendek dan lebih lebar dari pada yang kiri; sedikit lebih tinggi daripada
arteri pulmonalis dan mengeluarkan sebuah cabang yang disebut bronkus lobus
atas; cabang kedua timbul setelah cabang utama lewat dibawah arteri, disebut
bronkus lobus bawah.
Bronkus kiri lebih panjang dan lebih
langsing daripada yang kanan, dan berjalan dibawah arteri pulmonalis sebelum
dibelah menjadi beberapa cabang yang berjalan ke lobus atas dan bawah.
Rongga Toraks
Batas-Batas yang membentuk rongga di dalam toraks :
ü Sternum dan
tulang rawan iga-iga di depan,
ü Kedua belas
ruas tulang punggung beserta cakram antar ruas ( diskus intervertebralis) yang
terbuat dari tulang rawan di belakang.
ü Iga-Iga
beserta otot interkostal disamping
ü Diafragma di
bawah
ü Dasar leher
di atas,
Sebelah kanan dan kiri rongga dada
terisi penuh oleh paru-paru beserta pembungkus pleuranya. Pleura ini membungkus
setiap belah, dan memebentuk batas lateral pada mediastinum Mediastinum adalah
ruang di dalam rongga dada diantara kedua paru-paru. Isinya jantung dan
pembuluh-pembuluh dara besar, usofagus, duktus torasika, aorta descendens, vena
kava superior, saraf vagus dan frenikus dan sejumlah besar kelenjar limfe.
Paru-paru
Paru-Paru ada dua, merupakan alat pernapasan utama. Paru-paru mengisi rongga
dada. Terletak disebelah kanan dan kiri dan tengah dipisahkan oleh jantung
beserta pembuluh darah besarnya dan struktur lainnya yang terletak didalam
mediastinum . Paru-paru adalah organ yang berbentuk kerucut dengan apeks
(puncak) diatas dan muncul sedikit lebih tinggi daripada klavikula di dalam
dasar leher. Pangkal paru-paru duduk di atas landai rongga toraks, diatas
diafragma. Paru-paru mempunyai permukaan luar yang menyentuh iga-iga, permukaan
dalam yang memuat tampak paru-paru, sisi belakang yang menyentuh tulang
belakang, dan sisi depan yang menutupi sebagian sisi depan jantung.
Lobus paru-paru (belahan
paru-paru ).
Paru-paru dibagi menjadi beberapa
belahan atau lobus oleh fisura. Paru-paru kanan mempunyai tiga lobus dan
paru-paru kiri dua lobus. Setiap lobus tersusun atas lobula. Sebuah pipa
bronkial kecil masuk ke dalam setiap lobula dan semakin bercabang. Semakin
menjadi tipis dan akhirnya berakhir menjadi kantong kecil-kecil, elastis,
berpori, dan seperti spons. Di dalam air, paru-paru mengapung karena udara yang
ada di dalamnya.
Bronkus Pulmonaris
Trakea terbelah mejadi dua bronkus utama. Bronkus ini bercabang lagi sebelum
masuk paru-paru (lihat gambar 3). Dalam perjalanannya menjelajahi paru-paru,
bronkus-bronkus pulmonaris bercabang dan beranting banyak. Saluran besar yang
mempertahankan struktur serupa dengan yang dari trakea mempunyai dinding
fibrosa berotot yang mengandung bahan tulang rawan dan dilapisi epitelium
bersilia. Makin kecil salurannya, makin berkurang tulang rawannya dan akhirnya
tinggal dinding fibrosa berotot dan lapisan bersilia. Bronkus Terminalis masuk
ke dalam saluran yang disebut vestibula. Dan disini membran pelapisnya mulai
berubah sifatnya; lapisan epitelium bersilia diganti dengan sel epitelium yang
pipih, dan disinilah darah hampir langsung bersentuhan dengan udara – suatu
jaringan pembuluh darah kepiler mengitari alveoli dan pertukaran gas pun
terjadi.
Pembuluh Darah dalam
Paru-Paru
Arteri Pulmonalis membawa darah yang sudah tidak mengandung oksigen dari
ventrikel kanan jantung ke paru-paru; cabang-cabangnya menyentuh
saluran-saluran bronkial, bercabang dan bercabang lagi sampai menjadi arteriol
halus; arteriol itu membelah-belah dan membentuk kapiler dan kapiler itu
menyentuh dinding alveoli atau gelembung udara.Kapiler halus itu hanya dapat
memuat sedikit, maka praktis dapat dikatakan sel-sel darah merah membuat baris
tunggal. Alirannya bergerak lambat dan dipisahkan dari udara dalam alveoli
hanya oleh dua membran yang sangat tipis, maka pertukaran gas berlangsung
dengan difusi, yang merupakan fungsi pernapasan.Kapiler paru-paru bersatu lagi
sampai menjadi pembuluh darah lebih besar dan akhirnya dua vena pulminaris
meninggalkan setiap paru-paru membawa darah berisi oksigen ke atrium kiri
jantung untuk didistribusikan ke seluruh tubuh melalui aorta.
Pembuluh darah yang dilukis sebagai arteria bronkialis membawa darah berisi
oksigen langsung dari aorta toraksika ke paru-paru guna memberi makan dan
menghantarkan oksigen ke dalam jaringan paru-paru sendiri. Cabang akhir
arteri-arteri ini membentuk pleksus kapiler yang tampak jelas dan terpisah dari
yang terbentuk oleh cabang akhir arteri pulmonaris, tetapi beberapa dari
kapiler ini akhirnya bersatu dalam vena pulmonaris dan darahnya kemudian dibawa
masuk ke dalam vena pulmonaris. Sisa darah itudiantarkan dari setiap paru-paru
oleh vena bronkialis dan ada yang dapat mencapai vena kava superior. Maka
dengan demikian paru-paru mempunyai persediaan darah ganda.
Hiilus (Tampuk)Paru-Paru
dibentuk struktur berikut
Arteri
Pulmonalis, yang mengembalikan darah tanpa oksigen ke dalam paru-paru untuk
diisi oksigen
Vena
Pulmonalis yang mengembalikan darah berisi oksigen dari paru – paru ke jantung
Bronkus yang
bercabang dan beranting membentuk pohon bronkial, merupakan jalan udara utama.
Arteri
bronkialis, keluar dari aorta dan menghantarkan darah arteri ke jaringan paru –
paru.
Vena
bronkialis, mengembalikan sebagian darah dari paru – paru ke vena kava
superior.
Pebuluh
limfe, yang masuk – keluar paru – paru, sangat banyak,
Persarafan.
Paru- paru mendapat pelayanan dari saraf vagus dan saraf simpati.
Kelenjar
limfe . semua pembuluh limfe yang menjelajahi struktur paru – paru dapat
menyalurkan ke dalam kelenjar yang ada di tampak paru – paru.
Pleura. Setiap
paru –paru dilapisi membran serosa rangkap dua, yaitu pleura. Pleura viseralis
erat melapisi paru – paru, masuk ke dalam fisura, dan dengan demikian
memisahkan lobus satu dari yang lain. Membran ini kemudian dilipat kembali di
sebelah tampuk paru – paru dan membentuk pleura parietalis, dan melapisi bagian
dalam dinding dada. Pleura yang melapisi iga-iga ialah pleura kostalis, bagian
yang menutupi diafragma ialah pleura diafragmatika, dan bagian yang terletak di
leher ialah pleura servikalis. Pleura ini diperkuat oleh membran yang kuat
bernama membran suprapleuralis (fasia Sibson) dan di atas membran ini terletak
arteri subklavia.
Di antara kedua lapisan pleura itu
terdapat sedikit eksudat untuk meminyaki permukaannya dan menghindarkan gesekan
antara paru-paru dan dinding dada yang sewaktu bernapas bergerak. Dalam keadaan
sehat kedua lapisan itu satu dengan yang lain erat bersentuhan. Ruang atau
rongga pleura itu hanyalah ruang yang tidak nyata, tetapi dalam keadaan tidak
normal udara atau cairan memisahkan kedua pleura itu dan ruang di antaranya
menjadi jelas.
Fisiologi Pernapasan
Fungsi paru – paru ialah pertukaran gas oksigen dan
karbon dioksida.
Pada pernapasan melalui paru-paru atau pernapasan eksterna, oksigen dipungut
melalui hidung dan mulut pada waktu bernapas; oksigen masuk melalui trakea dan
pipa bronkial ke alveoli, dan dapat berhubungan erat dengan darah di dalam
kapiler pulmonaris.
Hanya satu lapis membran, yaitu membran alveoli-kapiler, yang memisahkan
oksigen dari darah. Oksigen menembus membran ini dan dipungut oleh hemoglobin
sel darah merah dan dibawa ke jantung. Dari sini dipompa di dalam arteri ke
semua bagian tubuh. Darah meninggalkan paru – paru pada tekanan oksigen 100 mm
Hg dan pada tingkat ini hemoglobinnya 95 persen jenuh oksigen.
Di dalam paru-paru, karbon dioksida, salah satu hasil buangan metabolisme,
menembus membran alveoler-kapiler dari kapiler darah ke alveoli dan setelah
melalui pipa bronkial dan trakea, dinapaskan keluar melalui hidung dan mulut.
Empat proses yang berhubungan dengan pernapasan
pulmoner atau pernapasan eksterna :
Ventilasi pulmoner, atau gerak pernapasan yang menukar udara dalam alveoli
dengan udara luar.
2. Arus darah
melalui paru – paru
3. Distribusi
arus udara dan arus darah sedemikian sehingga dalam jumlah tepat dapat mencapai
semua bagian tubuh
4. Difusi gas
yang menembusi membran pemisah alveoli dan kapiler. CO2 lebih mudah berdifusi
drpd oksigen.
Semua proses ini diatur sedemikian
sehingga darah yang meninggalkan paru-paru menerima jumlah tepat CO2 dan O2.
Pada waktu gerak badan, lebih banyak darah datang di paru – paru membawa
terlalu banyak CO2 dan terlampau sedikit O2; jumlah CO2 itu tidak dapat
dikeluarkan, maka konsentrasinya dalam darah arteri bertambah. Hal ini
merangsang pusat pernapasan dalam otak unutk memperbesar kecepatan dan dalamnya
pernapasan. Penambahan ventilasi ini mngeluarkan CO2 dan memungut lebih banyak
O2.
Pernapasan jaringan atau pernapasan interna. Darah yang telah menjenuhkan
hemoglobinnya dengan oksigen (oksihemoglobin) megintari seluruh tubuh dan
akhirnya mencapai kapiler, di mana darah bergerak sangat lambat. Sel jaringan
memungut oksigen dari hemoglobin untuk memungkinkan oksigen berlangsung, dan
darah menerima, sebagai gantinya, yaitu karbon dioksida.
Perubahan – perubahan berikut terjadi pada komposisi
udara dalam alveoli, yang disebabkan pernapasan eksterna dan pernapasan interna
atau pernapasan jarigan.
Udara (atmosfer) yang di hirup:
Nitrogen
..................................................................... 79 %
Oksigen
...................................................................... 20 %
Karbon dioksida ........................................................
0-0,4 %
Udara yang masuk alveoli mempunyai suhu dan kelembapan
atmosfer
Udara yang diembuskan:
nitrogen.......................................................................
79 %
Oksigen.......................................................................
16 %
Karbon dioksida
........................................................ 4-0,4 %
Daya muat udara oleh paru-paru.
Besar daya muat udara oleh paru – paru ialah 4.500 ml sampai 5000 ml atau 41/2
sampai 5 literudara. Hanya sebagian kecil dari udara ini, kira-kira 1/10nya
atau 500 ml adalah udara pasang surut (tidal air), yaitu yang di hirup masuk
dan diembuskan keluar pada pernapasan biasa dengan tenang.
Kapasitas vital. Volume udara yang dapat di capai masuk dan keluar paru-paru
pada penarikan napas paling kuat disebut kapasitas vital paru-paru. Diukurnya
dengan alat spirometer. Pada seoranng laki-laki, normal 4-5 liter dan pada
seorang perempuan, 3-4 liter. Kapasitas itu berkurang pada penyakit
paru-paru, penyakit jantung (yang menimbulkan kongesti paru-paru) dan
kelemahan otot pernapasan.
Pengendalian Pernapasan
Mekanisme pernafasan diatur dan di kendalikan dua
faktor utama,(a) pengendalian oleh saraf, dan (b). Kimiawi.
Beberapa faktor tertentu merangsang pusat pernafasan yang terletak di dalam
mendula oblongata, dan kalau dirangsang, pusat itu mengeluarkan impuls yang
disalurkan saraf spinalis ke otot pernafasan yaitu otot diafragama dan otot
interkostalis.
Pengendalaian oleh saraf
Pusat pernafasan ialah suatu pusat otomatik di dalam
medula oblongata yang mengeluarkan impuls eferen ke otot pernapasan. Melalui
beberapa radiks saraf servikalis impuls ini di antarrkan ke diafragma oleh
saraf frenikus: Dibagian yang lebih rendah pada sumsum belakang ,impulsnya
berjalan dari daerah toraks melalui saraf interkostalis untuk merangsang otot
interkostalis. Impuls ini menimbulkan kontraksi ritmik pada otot diafragma dan
interkostal yang berkecepatan kira-kira lima belas setiap menit.
Impuls
aferen yang dirangsang pemekaran gelembung udara diantarkan saraf vagus ke
pusat pernapasan di dalam medula.
· Pengendalian secara kimiawi
Faktor kimiawi ini adalah faktor utama dalam
pengendalian dan pengaturan frekuensi, kecepatan,& kedalaman gerakan
pernapasan. Pusat pernapasan di dalam sumsum sangat peka pada reaksi: kadar
alkali daah harus dipertahankan. Karbon dioksida adalah
produksi asam dari metabolisme, dan bahan kimia yang asam ini merangsang pusat
pernapasan untuk mengirim keluar impuls saraf yang bekerja atas otot
pernapasan.
Kedua
pengendalian, baik melalui saraf maupun secara kimiawi, adalah penting. Tanpa
salah satunya orang tak dapat bernapas terus. Dalam hal paralisa otot
pernapasan ( interkostal dan diafragma) digunakan ventilasi paru-paru atau
suatu alat pernapasan buatan yang lainnya untuk melanjutkan pernapasan, sebab
dada harus bergerak supaya udara dapat dikeluarmasukkan paru-paru.
Faktor
tertentu lainnya menyebabkan penambahan kecepatan dan kedalaman pernapasan.
Gerakan badan yang kuat yang memakai banyak oksigen dalam otot untuk memberi
energi yang diperlukan dalam pekerjaan akan menimbulkan kenaikan pada jumlah
karbon dioksida di dalam darah dan akibatnya pembesan ventilasi paru-paru.
Emosi, rasa
sakit,dan takut,misalnya, menyebabkan impuls yang merangsang pusat pernapasan
dan menimbulkan penghirupan udara secara kuat-hal yang kita ketahui semua.
Impuls
aferen dari kulit mengasilkan efek serupa—bila badan di celup dalam air dingin
atau menerima guyuran air dingin, penarikan pernapasan kuat menyusul.
Pengendalian secara sadar atas gerakan pernapasan mungkin, tetapi tidak dapat
dijalankan lama karena gerakannya otomatik. Suatu usaha untuk menahan napas
dalam waktu lama akan gagal karena pertambahan karbon dioksida yang melebihi
normal di dalam darah akan menimbulkan rasa tak enak.
KECEPATAN PERNAPASAN
Pada wanita lebih tinggi dari pada pria. Kalau
bernapas secara normal, ekspirasi akan menyusul inspirasi, dan kemudian ada
istirahat sebentar. Inspirasi-ekspirasi-istirahat. Pada bayi yang sakit urutan
ini ada kalanya terbalik dan urutannya menjadi : inspirasi-istirahat-ekspirasi.
Hal ini disebut pernapasan terbalik.
Kecepatan normal setiap menit:
Bayi baru
............................................................ 30-40
Dua belas
bulan .................................................. 30
Dari dua
sampai lima tahun .............................. 24
Orang
dewasa..................................................... 10-20
GERAKAN PERNAPASAN.
Ada dua saat terjadi pernapasan: (a) inspirasi dan (b)
ekspirasi.
a) Inspirasi atau menarik napas
adalah proses aktif yang
diselengarakan kerja otot. Kontraksi diafragma meluaskan rongga
b) Ekspirasi,
udara dipaksa keluar oleh
pengenduran otot dan karena paru-paru kempis kembali yang disebabkan sifat
elastis paru-paru itu. Gerakan ini adalah proses pasif.
Ketika pernapasan sangat
kuat, gerakan dada bertambah. Otot leher dan bahu membantu menarik iga-iga dan
sternum ke atas. Otot sebelah belakang dan abdomen juga dibawa bergerak,
dan alae nasi (cuping atau sayap hidung) dapat kembang kempis.
KEBUTUHAN TUBUH AKAN OKSIGEN.
Dalam banyak keadaan, termasuk yang
telah disebut, oksigen dapat diatur menurut keperluan . Orang tergantung pada
oksigen untuk hidupnya; kalau tidak mendapatkannya selama lebih dari empat
menit akan mengakibatkan kerusakan pada otak yang tak dapat diperbaiki dan
biasanya pasien meninggal. Keadaan genting timbul bila misalnya sorang anak
menudungi kepala dan mukannya dengan kantung pelastik dan menjadi mati
lemas. Tetapi penyediaan oksigen hanya berkurang, pasien menjadi kacau
pikiran—ia menderita anoksia serebralis. Hal ini terjadi pada orang bekerja
dalam ruang sempit, tertutup, seperti dalam ruang kapal, di dalam tank, dan
ruang ketel uap; oksigenyang ada mereka habiskan dan kalau mereka tidak diberi
oksigen untuk pernapasan atau tidak dipindahkan ke udara yang normal, mereka
akan meninggal karena anoksemia atau disingkat anoksia.
Bila
oksigen di dalam darah tidak mencukupi, warna merahnya hilang dan menjadi
kebiru-biruan dan ia disebut menderita sianosis.
Orang
yang berusaha bunuh diri dengan memasukkan kepalanya ke dalam oven gas, bukan
saja terkena anoksia, tetapi jaga menghirup karbon monoksida yang bersifat
racun dan yang segera bergabung dengan hemoglobin sel darah, menyingkirkan isi
normal oksigen. Dalam hal ini bibir tidak kebiru-biruan , melainkan merah ceri
yang khas. Pengobatan yang diperlukan ialah pengisapan dan pemberian oksigen
dalam konsentrasi sampai lima kali jumlah oksigen udara atmosfir atau lima
atmosfir.
Beberapa kelainan dan penyakit pada sistem pernapasan
manusia antara lain sebagai berikut:
Asma
Asma ditandai dengan kontraksi yang kaku dari
bronkiolus yang menyebabkan kesukaran bernapas. Asma biasanya disebabkan oleh
hipersensitivas bronkiolus (disebut asma bronkiale) terhadap benda-benda asing
di udara. penyebab penyakit ini juga dapat terjadi dikarenakan faktor psikis
dan penyakit menurun.
Tuberkulosis
(TBC)
Tuberkulosis merupakan penyakit spesifik yang
disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosae. Bakteri ini dapat menyerang
semua organ tubuh, tetapi yang paling sering adalah paru-paru dan tulang.
Penyakit ini menyebabkan proses difusi oksigen yang terganggu karena adanya
bintik-bintik kecil pada dinding alveolus.
Keadaan ini menyebabkan :
1. Peningkatan kerja sebagian otot pernapasan yang
berfungsi untuk pertukaran udara paru-paru
- Mengurangi kapasitas vital dan kapasitas pernapasan
- Mengurangi luas permukaan membran pernapasan, yang akan meningkatkan ketebalan membran pernapasan sehingga menimbulkan penurunan kapasitas difusi paru-paru
Faringitis merupakan peradangan pada faring sehingga
timbul rasa nyeri pada waktu menelan makanan ataupun kerongkongan terasa
kering. Gangguan ini disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus dan dapat juga
disebabkan terlalu banyak merokok. Bakteri yang biasa menyerang penyakit ini
adalah Streptococcus pharyngitis.
Bronkitis
Penyakit bronkitis karena peradangan pada bronkus
(saluran yang membawa udara menuju paru-paru). Penyebabnya bisa karena infeksi
kuman, bakteri atau virus. Penyebab lainnya adalah asap rokok, debu, atau
polutan udara.
Pneumonia
Pneumonia adalah peradangan paru-paru dimana alveolus
biasanya terinfeksi oleh cairan dan eritrosit berlebihan. Infeksi disebarkan
oleh bakteri dari satu alveolus ke alveolus lain hingga dapat meluas ke seluruh
lobus bahkan seluruh paru-paru. Umumnya disebabkan oleh bakteri
streptokokus (Streptococcus), Diplococcus pneumoniae, dan bakteri Mycoplasma
pneumoniae.
Emfisema
Paru-paru
Emfisema disebabkan karena hilangnya elastisitas
alveolus. Alveolus sendiri adalah gelembung-gelembung yang terdapat dalam
paru-paru. Pada penderita emfisema, volume paru-paru lebih besar dibandingkan
dengan orang yang sehat karena karbondioksida yang seharusnya dikeluarkan dari
paru-paru terperangkap didalamnya. Asap rokok dan kekurangan enzim
alfa-1-antitripsin adalah penyebab kehilangan elastisitas pada paru-paru ini.
Dipteri
Dipteri merupakan penyakit infeksi yang disebabkan
oleh bakteri Corynebacterium diphterial yang dapat menimbulkan penyumbatan pada
rongga faring (faringitis) maupun laring (laringitis) oleh lendir yang
dihasilkan oleh bakteri tersebut.
Asfiksi
Asfiksi adalah gangguan dalam pengangkutan oksigen ke
jaringan yang disebabkan terganggunya fungsi paru-paru, pembuluh darah, ataupun
jaringan tubuh. Misalnya alveolus yang terisi air karena seseorang tenggelam.
Gangguan yang lain adalah keracunan karbon monoksida yang disebabkan karena
hemoglobin lebih mengikat karbon monoksida sehingga pengangkutan oksigen dalam
darah berkurang.
Kanker Paru-paru
Penyakit ini merupakan pertumbuhan sel kanker yang
tidak terkendali di dalam jaringan paru-paru. Kanker ini mempengaruhi
pertukaran gas di paru-paru dan menjalar ke seluruh bagian tubuh. Merokok
merupakan penyebab utama dari sekitar 90% kasus kanker paru-paru pada pria dan
sekitar 70% kasus pada wanita. Semakin banyak rokok yang dihisap, semakin besar
resiko untuk menderita kanker paru-paru. Tetapi tidak menutup kemungkinan
perokok pasif pun mengalami penyakit ini. Penyebab lain yang memicu penyakit
ini adalah penderita menghirup debu asbes, kromium, produk petroleum, dan
radiasi ionisasi. - Get link
- X
- Other Apps
Comments
Post a Comment