ASUHAN PADA NEONATUS DAN BAYI DENGAN MASALAH DIAPER RASH, SEBORRHEA, BISULAN DAN MILLIARISIS

Berikut adalah contoh makalah Asuhan Kebidanan Neonatus, balita dan anak prasekolah.
yang mau lihat, monggo di lihat. yang mau jadikan referensi juga boleh, silahkan di copy dan cantumkan situs web ini dalam daftar pustaka kamu.
ini adalah salah satu tugas kuliah saya yang saya share buat kalian/readers dijadikan referensi.



MATAKULIAH                     : ASKEB NEONATUS, BALITA DAN ANAK PRASEKOLAH
DOSEN PEMBIMBING     : HEYRANI, S.Si.T, M.Kes


ASUHAN PADA NEONATUS DAN BAYI DENGAN MASALAH DIAPER RASH, SEBORRHEA, BISULAN DAN MILLIARISIS.









OLEH
KELOMPOK XII


MARYNI MANGA (P00324012098)
NILUH EKA SUDARMINI (P00324012099)





KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN KEBIDANAN
2013




KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan YME atas segala kebesaran dan nikmat hidayah yang telah diberikan-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Askeb Neonatus, Balita dan Anak Prasekolah yang berjudul “Asuhan Pada Neonatus, Bayi Balita Dan Anak Prasekolah Dengan Masalah Diaper Rash, Seborhea, Bisulan Dan Milliarisis ini dengan lancar.
Penyusunan Makalah ini dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Askeb Kehamilan dan sebagai sarana untuk menambah pengetahuan serta wawasan.
Penyusun juga berterima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan Makalah ini, pihak-pihak tersebut adalah:
1.      Dosen mata kuliah Askeb Neonatus, balita dan anak prasekolah Ibu Heyrani, S.Si.T, M.Kes
2.      Orangtua tercinta.
3.      Teman-teman kelompok 12 yang telah bekerjasama sehingga penyusunan Makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Penyusun sadar bahwa Makalah ini masih memiliki kelemahan dan kekurangan. Oleh karena itu, Penyusun memohon maaf atas kekurangan tersebut. Penyusun juga senantiasa membuka tangan untuk menerima kritik dan saran yang membangun agar kelak kami bisa berkarya lebih baik lagi.
Harapan Penyusun, semoga karya kecil ini bisa bermanfaat bagi kita semua. Semoga pula makalah ini dapat berfungsi sebagaimana mestinya.

Kendari, 31 Oktober 2013

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

                                                                                                                    Halaman
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR..................................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1
A.       Latar Belakang....................................................................................... 1
B.       Masalah.................................................................................................. 2
C.       Tujuan.................................................................................................... 2
D.       Manfaat.................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................. 3
A.       Diaper Rash........................................................................................... 3
B.       Seborhea................................................................................................ 9
C.       Bisulan................................................................................................... 9
D.       Milliarisis................................................................................................ 13

BAB III PENUTUP.......................................................................................... 16
A.       Simpulan................................................................................................ 16
B.       Saran...................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN


BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Masalah pada neonatus, balita hingga anak prasekolah sangat beragam. Diantaranya diaper rash, bisulan, seborhea, dan milliaris.
Sekitar 50% bayi yang menggunakan diapers pernah menderita eksim popok dan kebanyakan bayi yang menderita ruam, umumnya berumur 3-12 bln.
Dalam keadaan yang normal, sekitar 50 persen bayi yang lahir cukup bulan sering mengalami bisul-bisul kecil atau jerawat yang dikelilingi oleh warna kulit yang kemerahan.
Tak hanya orang dewasa, bayi dan anak pun bisa terserang ketombe. Namun, ketombe pada bayi lebih spesifik, baik bentuk maupun penanganannya. Istilah tepatnya pun bukan ketombean, melainkan /dermatitis seborrheic, atau Orang awam sering menyebutnya sarap.  Namun, sama halnya dengan ketombe orang dewasa yang sangat mengganggu, pada bayi dan anak pun demikian. Selain membuat tidak nyaman, ketombe atau /dermatitis seborrheic/ sering menimbulkan gatal bahkan terasa sakit bila sudah sampai terinfeksi.
Milaria dapat terjadi pada bayi-bayi prematur  pada minggu pertama pasca persalinan disebabkan oleh sel-sel pada bayi yang belum sempurna sehin
gga terjadi sumbatan pada kelenjar kulit dan mengakibatkan retensi keringat, biang keringat terjadi sekitar 40% pada bayi baru lahir (FKUI, 2005).
Atas dasar pentingnya asuhan pada masalah ini, maka dalam makalah ini kami akan memabahas mengenai Asuhan Pada Neonatus, Bayi Balita Dan Anak Prasekolah Dengan Masalah Diaper Rash, Seborhea, Bisulan Dan Milliarisis.



B.       Rumusan Masalah
Masalah yang dibahas dalam makalah ini adalah bagaimanakah Asuhan Pada Neonatus, Bayi Balita Dan Anak Prasekolah Dengan Masalah Diaper Rash, Seborhea, Bisulan Dan Milliarisis?

C.      Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah untuk mendeskripsikan Asuhan Pada Neonatus, Bayi Balita Dan Anak Prasekolah Dengan Masalah Diaper Rash, Seborhea, Bisulan Dan Milliarisis.

D.      Manfaat
Manfaat yang diharapkan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1.      Penulis dapat memperoleh pengetahuan dan pemahaman tentang Asuhan Pada Neonatus, Bayi Balita Dan Anak Prasekolah Dengan Masalah Diaper Rash, Seborhea, Bisulan Dan Milliarisis.
2.      Pembaca dapat memperoleh pengetahuan dan pemahaman Asuhan Pada Neonatus, Bayi Balita Dan Anak Prasekolah Dengan Masalah Diaper Rash, Seborhea, Bisulan Dan Milliarisis.



BAB II
PEMBAHASAN

A.      Diaper Rush
a.       Definisi Diaper Rash
Berikut adalah definisi Diaper Rash menurut para ahli :
1.      Diaper rash yang dikenal juga dengan istilah eksim popok, dermatitis popok, napkin dermatitis, diaper dermatitis, adalah kelainan kulit yang timbul di daerah kulit yang tertutup popok, terjadi setelah penggunaan popok (Diana IA, 2006)
2.      Eksim popok, yang disebut juga dermatitis popok adalah kelainan kulit (ruam kulit) yang timbul akibat radang di daerah yang tertutup popok, yaitu di alat kelamin, sekitar dubur, bokong, lipat paha, dan perut bagian bawah. Penyakit ini sering terjadi pada bayi dan anak balita yang menggunakan popok, biasanya pada usia kurang dari tiga tahun, paling banyak pada usia 9-12 bulan (Titi LS, 2000)
3.      Eksim popok merupakan peradangan kulit didaerah popok yang paling sering diderita oleh bayi dan anak, kelainan ini dapat diderita oleh bayi laki-laki maupun perempuan (Lokananta MD, 2004)
4.      Dermatitis popok atau diaper dermatitis adalah dermatitis yang terjadi pada daerah yang tertutup popok, biasanya disebabkan iritasi oleh urine dan feses (Dharmadi HP, 2006)
5.      Eksim popok atau nappy rash adalah eksim yang terlokalisasi paling tidak, awalnya, terjadi pada daerah yang tertutup popok dan keadaan ini hanya terjadi setelah pemakaian popok (Diana IA, dkk, 2006)

b.      Etiologi/Penyebab
Penyakit ini disebabkan oleh berbagai macam faktor, seperti faktor fisik, kimiawi, enzimatik dan biogenik (kuman dalam urine dan feses). Tetapi, penyebab diaper rash/eksim popok terutama disebabkan oleh iritasi terhadap kulit yang tertutup oleh popok oleh karena cara pemakaian popok yang tidak benar, seperti :
1.      Penggunaan popok yang lama
Perlu diketahui bahwa jenis popok ada dua macam, yaitu :
1)      Popok disposable (sekali pakai-buang, atau sering juga disebut pampers bayi, disposable diaper). Bahan yang digunakan pada popok ini adalah bukan bahan tenunan, tetapi bahan yanga dilapisi dengan lembaran yang tahan air dan lapisan dengan bahan penyerap, berbentuk popok kertas maupun plastik.
2)      Popok yang dapat digunakan secara berulang (seperti popok yang terbuat dari katun).
Diaper rash banyak ditemui pada bayi yang mengalami popok disposable (kertas atau plastik) daripada popok yang terbuat dari bahan katun, karena :
a)      Kontak yang terus-menerus antara popok kertas dengan kulit bayi serta dengan urine dan feses.
b)      Kontak bahan kimia yang terdapat dalam kandungan bahan popok itu sendiri.
c)      Di udara panas, bakteri dan jamur lebih mudah berkembang baik pada bahan plastik/kertas daripada bahan katun.

2.      Tidak segera mengganti popok setelah bayi dan anak buang air kecil (bak) atau buang air besar (bab).

c.       Faktor-faktor yang berperan dalam timbulnya Diaper rash
Faktor-faktor penyebab yang perlu dipertimbangkan dalam terjadinya diaper rash, antara lain :
a.       Feses dan urine
b.      Kelembapan kulit
c.       Kulit yang basah dan kotor yang berlangsung lama
d.      Keadaan tertutup ketat popok
e.       Gesekan/pergesekan dari pakaian, selimut atau linen
f.       Suhu
g.      Jamur dan kuman

a)      Feses dan Urine
Feses dan urine merupakan bahan-bahan yang sifatnya mengiritasi kulit. Feses yang tidak segera dibuang, bila bercampur dengan urine, akan menyebabkan pembentukan amonia. Amonia yang terbentuk dari urine dan enzime yang berasal dari feses akan meningkatkan keasaman (pH) kulit dan akhirnya menyebabkan iritasi pada kulit. Pada bayi yang diberi ASI lebih sedikit menderita diaper rash bila dibandingkan dengan bayi yang hanya diberikan susu formula. Hal ini disebabkan oleh karena ASI telah terbukti menurunkan pH feses.
b)      Kelembapan Kulit
Kelembapan yang berlebihan dikarenakan oleh penggunaan popok yang bersifat menutup kulit, sehingga menghambat terjadinya penyerapan dan menyebabkan hal-hal berikut :
1)      Lebih rentan terhadap gesekan antara kulit dengan popok sehingga kulit lebih mudah lecet dan mudah teritasi.
2)      Lebih mudah dilalui oleh bahan-bahan yang dapat menyebabkan iritasi (bahan iritan)
3)      Mempermudah pertumbuhan kuman dan jamur.
c)      Gesekan-gesekan
Gesekan-gesekan dengan pakaian, selimut atau linen dan gesekan-gesekan yang terjadi akibat aktivitas bayi juga dapat menimbulkan luka lecet yang akan memperberat diaper rash.
d)     Suhu
Peningkatan suhu kulit juga merupakan faktor yang memperberat diaper rash. Hal ini disebabkan oleh karena popok yang menghambat penyerapan sehingga hilangnya panas juga berkurang. Bila bayi atau anak demam, juga dapat memperberat diaper rash. Suhu yang meningkat akan mengakibatkan pembuluh darah melebar dan mudah terjadi peradangan.
e)      Jamur dan Kuman
Beberapa mikroorganisme seperti jamur candida albicans dan kuman / bakteri staphylococcus aureus merupakan faktor yang penting yang berperan dalam timbulnya diaper rash. Hal ini disebabkan oleh karena keadaan kulit yang basah dan lembab, serta pakaian popok yang berlangsung lama.

d.      Gejala Diaper rash
Gejala diaper rash dari yang ringan sampai dengan yang berat. Secara klinis dapat terlihat sebagai berikut :
a)      Gejala yang biasa ditemukan pada diaper rash oleh kontak dengan iritan, seperti : kemerahan yang meluas, berkilat, kadang mirip luka bakar, timbul bintil-bintil merah lecet atau luka bersisik, kadang membasah dan bengkak pada daerah yang paling lama berkontak dengan popok, seperti pada paha bagian dalam dan lipatan paha (bagian cembung bokong).
b)      Gejala yang terjadi akibat gesekan yang berulang pada tepi popok, yaitu : bercak kemerahan yang membentuk garis di tepi batas popok pada paha dan perut.
c)      Gejala diaper rash oleh karena jamur Candida yang ditandai dengan bercak atau bintil kemerahan warna merah terang, basah dengan lecet-lecet pada selaput lendir anus dan kulit sekitar anus, lesi berbatas tegas dan terdapat lesi lainnya disekitarnya.

e.       Pencegahan Diaper rash
Tindakan pencegahan dapat dilakukan dengan mengetahui penyebab dan faktor-faktor yang berperan dalam diaper rash, yaitu seperti :
a)      Mengurangi kelembapan dan gesekan kulit, antara lain dengan :
1.      Segera mengganti popok setelah bayi atau anak buang air kecil atau buang air besar. Dengan sering mengganti popok dapat mencegah terjadinya diaper rash.
2.      Pada saat mengganti popok, bersihkan kulit bayi atau anak secara lembut dengan air hangat, kemudian keringkan. Untuk mengganti popok pada bayi yang BAB, gunakan sabun bayi, kemudian bilas dengan air sampai bersih. Keringka dengan kain atau handuk yang lembut, angin-anginkan sebentar, baru pakaikan popok yang baru atau bersih.
3.      Bila menggunakan popok disposable, pakaikan sesuai dengan daya tampung dan segera ganti.
4.      Hindari pemakaian popok yang ketat, tebal, terbuat dari plastik, bahan yang terlalu kasar, kaku, dan terlalu menutup.

b)      Memilih popok yang baik:
Sebenarnya, popok sekali pakai atau popok yang dipakai berulang yang terbuat dari bahan kain katun sama baiknya dalam penggunaannya, asalkan orangtua mengetahui penggunaan yang baik dan mencegah terjadinya diaper rash, seperti : popok harus diganti sesering mungkin dan segera setelah kotor. Popok sekali pakai yang beredar dipasaran biasanya mengandung bahan yang dapat menyerap cairan sehingga kulit menjadi lebih kering dan dapat mempertahankan pH kulit mendekati normal sehingga mengurangi timbulnya diaper rash.



B.       Seborhea
a.       Definisi Seborhea
Adalah radang berupa sisik yang berlemak dan eritema pada daerah yang terdapat banyak kelenjar sebasea-nya, biasanya didaerah kepala.

b.      Etiologi
Belum diketahui  secara pasti, tetapi ada beberapa ahli yang menyatakan beberapa faktor penyebab seborhea, yaitu :
1.      Faktor hereditas, yaitu bisa disebabkan karena adanya faktor keturunan orang tua.
2.      Intake makanan yang berlemak dan berlakalori tinggi.
3.      Asupan minuman beralkohol.
4.      Adanya gangguan emosi.

c.       Penatalaksanaan
1.      Secara kasula belum diketahui.
2.      Topikal, shampo yang tidak berbusa 2 – 3% perminggu dan krim selemum sulfide/hg-presipirtatus albus 2%.

C.      Bisulan
a.       Definisi Bisulan
Selulitis/ abses/ bisulan adalah infeksi pada kulit, dengan gejala kulit merah/ bengkak, disertai nyeri hebat yang terbentuk dalam kulit oleh peradangan terbatas dari korium pada jaringan subkutan manapun. Bengkak disertai nyeri tekan (bayi menangis bila disentuh ), serta bengkak disertai fluktuasi. Infeksi ini biasanya dijumpai pada hari ke-3 atau lebih.
Furunkel (bisul) mengelilingi nekrotis sentral atau inti disebabkan oleh stapholococcus yang memasuki kulit melalui folikel rambut. S. aureus adalah penyebab infeksi piogenik kulit yang paling sering, ia dapat juga menyebabkan furunkel, karbunkel, osteomelitis, artritis septik, infeksi luka, abses, pneumonia, empiema, endokarditis, meningitis dan penyakit yang diperantarai toksin, termasuk keracunan makanan.
Bisul merupakan nanah yang terkumpul dalam satu rongga yang sangat menyakitkan.   Kelompok bisul biasa dipanggi pekung (carbuncles) tetapi perubahan pada kulit seperti ini tidak biasa berlaku pada kanak-kanak.
Secara medis, bisul adalah infeksi kuman pada folikel rambut dan kelenjar minyak kulit. Bisul merupakan salah satu penyakit kulit yang disebabkan oleh kuman. Penyakit ini sering dijumpai pada anak karena daya tahan kulitnya terhadap invasi kuman belum sesempurna orang dewasa. Kelainan berupa masa padat kemerahan berbentuk kerucut, ditengahnya terdapat gelembung bernanah. Kemudian melunak menjadi abses lalu pecah. Biasanya mengeras dan terdapat pada bokong, kuduk, belakang bagian leher, dibawah ketiak, badan dan tungkai, dan sekeliling pinggang, pangkal paha, atas kaki, punggung. Furunkel (boil/bisul) dapat terbentuk pada lebih dari satu tempat yang biasa disebut sebagai furunkulosis.

b.      Etiologi/ Penyebab
Furunkel dapat disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya adalah sebagai berikut :
1.      Iritasi pada kulit
2.      Kebersihan kulit yang kurang terjaga
3.      Daya tahan tubuh yang rendah
4.      Infeksi oleh staphylococcus aureus. Berbentuk bulat (coccus), diameter 0,5-1,5µm, susunan bergerombol seperti anggur, tidak mempunyai kapsul, nonmotil, katalase positif, pada pewarnaan gram tampak berwarna ungu.
5.      Bakteri lain atau jamur. Paling sering ditemukan didaerah tengkuk, axial, paha dan  bokong. Akan terasa sangat nyeri jika timbul didaerah sekitar hidung, telinga, atau jari-jari tangan.


c.       Tanda dan Gejala
Gejala yang timbul dari adanya furunkel bervariasi, bergantung pada beratnya penyakit. Gejala yang sering ditemui pada furunkel adalah sebagai berikut :
1.      Nyeri pada daerah ruam. Muncul tonjolan yang nyeri, berbentuk halus, berbentuk kubah dan bewarna merah disekitarnya.
2.      Ruam pada daerah kulit berupa nodus eritematosa yang berbentuk kerucut dan memiliki pustule.
3.      Nodul dapat melunak menjadi abses yang berisi pus dan jaringan nekrotik yang dapat pecah membentuk fistel lalu keluar melalui lobus minoris resistensiae.
4.      Setelah seminggu, umumnya furunkel akan pecah sendiri dan sebagian dapat menghilang dengan sendirinya.
5.      Ukuran tonjolan meningkat dalam beberapa hari dan dapat mencapai 3-10 cm atau bahkan lebih.
6.      Demam dan malaise sering muncul dan pasien tampak sakit berat.
7.      Jika pecah spontan atau disengaja, akan mengering dan membentuk lubang yang kuning keabuan pada bagian tengah dan sembuh perlahan dengan granulasi.
8.      Waktu penyembuhan kurang lebih 2 mg.
9.      Jaringan parut permanen yang terbentuk biasanya tebal dan jelas.

d.       Patofisiologis
Infeksi dimulai dari peradangan pada folikel rambut dikulit (folikulitis) yang menyebar pada jaringan sekitarnya. Radang pus (nanah) yang dekat sekali dengan kulit disebut pustula. Pustula ini menyebabkan kulit diatasnya sangat tipis, sehingga pus di dalam dapat dengan mudah mengalir keluar. Sementara itu, bisulnya (furunkel) sendiri berada pada daerah kulit yang lebih dalam. Terkadang pus yang berada di dalam bisul diserap sendiri oleh tubuh, tetapi lebih sering mengalir sendiri melalui lubang yang ada di kulit.
Bakteri stafilokokus aureus umumnya masuk melalui luka, goresan atau robekan pada kulit. Respon primer host terhadap infeksi stafilokokus aureus adalah mengerahkan sel PMN ketempat masuknya kuman tersebut untuk melawan infeksi yang terjadi. Sel PMN ini ditarik ketempat infeksi oleh komponen bakteri seperti formylated peptides atau peptidoglikan dan sitokolin TNF (tumor necrosis factor) dan IL (interleukin) yang dikeluarkan oleh sel endotel dan makrofak yang teraktivasi, hal tersebut menyebabkan inflamasi dan terbentuklah pus (gab sel darah putih, bakteri, dan sel kulit mati).

e.       Penatalaksanaan
Asuhan yang diberikan pada neonatus dengan furunkel tergantung dari keadaan penyakit yang dialaminya. Asuhan yang lazim diberikan adalah :
1.      Kebanyakan furunkel tidak membutuhkan pengobatan dan akan sembuh dengan sendirinya.
2.      Pemeliharaan kebersihan daerah yang mengalami furunkel serta daerah sekitarnya.
3.      Pengobatan topikal, lakukan kompres hangat untuk mengurangi nyeri dan melunakkan nodul. Kompres hangat dapat dilakukan sambil menutup ruam untuk mencegah penularan kedaerah lainnya.
4.      Jangan memijit furunkel terutama didaerah hidung dan bibir atas karena dapat menyebabkan penyebaran kuman secara hematogen.
5.      Bila furunkel terjadi didaerah yang janggal seperti pada hidung atau telinga maka dapat berkolaborasi dengan dokter untuk melakukan insisi.
6.      Jika memungkinkan dapat membuka bisul dengan cara :
a)      Beri penjelasan apa yang akan dilakukan atau inform concent.
b)      Minta seseorang untuk memegangi anak.
c)      Ambilah sebuah pisau bedah yang steril dan bukalah bisul dengan segera pada puncaknya saja. Kemudian masukkan penjepit dalam luka dan bukalah penjepitnya. Dengan cara ini, akan membukan jalan keluar untuk nanah tanpa mengganggu sesuatu pisau bedah jangan sampai masuk kedalam karena dapat melukai pembuluh darah besar.
d)     Pemberian analgetik, misalnya aspirin atau paracetamol untuk mengatasi nyeri.
e)      Tutuplah luka dengan kain kasa kering usahakan agar satu sudut dari kasa kering, usahakan agar satu sudur dari kasa dimasukkan agar tetap terbuka, sehingga nanah dapat keluar.
f)       Bersihkan alat-alat
g)      Pesankan agar ganti perban.
7.      Terapi antibiotika dan antiseptik diberikan bergantung pada luas dan beratnya penyakit. Misalnya dengan pemberian Achromyem 250 mg 3 atau 4 kali per hari.
8.      Bila furunkel terjadi secara menetap atau berulang atau dalam jumlah yang banyak maka kenali faktor perdisposisi adanya diabetes melitus.

D.      Milliarisis
a.       Definisi Miliarisis
Miliarisis disebut juga sudamina, liken tropikus, biang keringat, keringan buntet, priekle heat. Yaitu dermatosis yang disebabkan oleh retensi keringat akibat tersumbatnya pori kelenjar keringat.

b.      Etiologi
1.      Udara panas dan lembab
2.      Infeksi oleh bakteri.

c.       Patofisiologi
Akibat tersumbatnya pori kelenjar keringat, sehingga pengeluaran keringat tertahan yang ditandai dengan adanya vesikel miliar dimuara kelenjar keringat. Kemudian akan timbul radang dan edema akibat perspirasi yang tidak dapat keluar diabsorbsi oleh stratum korneum.
Milliariasis sering terjadi pada bayi premature karena proses diferensisasi sel epidermal dan apendiksnya belum sempurna. Kasus miliaria terjadi pada 40-50% bayi baru lahir. Muncul pada usia 2-3 bulan pertama akan menghilang dengan sendirinya 3-4 minggu kemudian. Kadang-kadang kasus ini menetap untuk beberapa lama dan dapat menyebar kedaerah sekitar.

d.      Pembagian
1.      Milliaria kristalina
2.      Milliaria rubra

e.       Gejala klinis
1.      Milliaria kristalina
Milliaria kristalina II timbul pada pasien dengan peningkatan keringat seperti pasien demam diranjang. Lesinya berupa vesikel sangat supervisal, bentuknya kecil dan menyerupai titik embun berukuran 1-2 mm terutama timbul setelah keringat. Vesikel mudah pecah karena trauma yang paling ringan, misalnya akibat gesekan dengan pakaian. Vesikel yang pecah berwarna jernih dan tanpa reaksi peradangan asimptomatik dan berlangsung singkat. Umumnya tidak ada keluhan dan dapat sembuh dengan sendirinya.
2.      Milliaria rubra
Ditandai dengan adanya palupa vesikel dan eritema disekitarnya. Keringat merembes kedalam epidermis. Biasanya disertai rasa gatal dan pedih pada daerah ruam dan daerah disekitarnya. Sering diikuti dengan infeksi sekunder lainnya dan dapat juga menyebabkan timbulnya impetigo dan furunkel.




f.       Penatalaksanaan
Asuhan yang diberikan pada neonatus, bayi dan balita dengan milliaria tergantung pada beratnya penyakit dan keluhan yang dialami. Asuhan yang umum diberikan adalah :
a)      Prinsip asuhan adalah dengan mengurangi penyumbatan keringat dan menghilangkan sumbatan yang sudah timbul.
b)      Memlihara kebersihan tubuh bayi.
c)      Upayakan kelembapakn suhu yang cukup dan suhu lingkungan yang sejuk dan kering. Misalnya pasien tinggal diruang ber-AC atau didaerah yang sejuk dan kering.
d)     Gunakan pakaian yang tidak terlalu sempit, gunakan pakaian yang menyerap keringat.
e)      Segera ganti pakaian yang basah dan kotor.
f)       Pada milliaria rubra dapat diberikan bedak salisil 2% dan dapat ditambahkan menthol 0,5% - 2% yang bersifat mendinginkan ruam.



BAB III
PENUTUP

A.      Simpulan
Diaper rash yang dikenal juga dengan istilah eksim popok, dermatitis popok, napkin dermatitis, diaper dermatitis, adalah kelainan kulit yang timbul di daerah kulit yang tertutup popok, terjadi setelah penggunaan popok.  Penyakit Diaper rash disebabkan oleh berbagai macam faktor, seperti faktor fisik, kimiawi, enzimatik dan biogenik (kuman dalam urine dan feses). Tetapi, penyebab diaper rash/eksim popok terutama disebabkan oleh iritasi terhadap kulit yang tertutup oleh popok oleh karena cara pemakaian popok yang tidak benar. Faktor-faktor penyebab yang perlu dipertimbangkan dalam terjadinya diaper rash, antara lain : Feses dan urine; Kelembapan kulit; Kulit yang basah dan kotor yang berlangsung lama; Keadaan tertutup ketat popok; Gesekan/pergesekan dari pakaian, selimut atau linen; Suhu; Jamur dan kuman Gejala diaper rash secara klinis dapat terlihat sebagai berikut : Bintil-bintil merah/bercak kemerahan, basah, lecet, bersisik, bengkak, gatal, dll. Tindakan pencegahan dapat dilakukan dengan mengetahui penyebab dan faktor-faktor yang berperan dalam diaper rash, yaitu seperti : Mengurangi kelembapan dan gesekan kulit, antara lain dengan : Segera mengganti popok setelah bayi atau anak buang air kecil atau buang air besar. Memilih popok yang baik: yang terbuat dari bahan kain katun sama baiknya dalam penggunaannya, asalkan orangtua mengetahui penggunaan yang baik dan mencegah terjadinya diaper rash, seperti : popok harus diganti sesering mungkin dan segera setelah kotor.
Seborhea adalah radang berupa sisik yang berlemak dan eritema pada daerah yang terdapat banyak kelenjar sebasea-nya, biasanya didaerah kepala. Etiologi : Faktor hereditas; Intake makanan yang berlemak; Asupan minuman beralkohol; Adanya gangguan emosi. Penatalaksanaan : Topikal, shampo yang tidak berbusa 2 – 3% perminggu dan krim selemum sulfide/hg-presipirtatus albus 2%.
Selulitis/ abses/ bisulan adalah infeksi pada kulit, dengan gejala kulit merah/ bengkak, disertai nyeri hebat yang terbentuk dalam kulit oleh peradangan terbatas dari korium pada jaringan subkutan manapun. Bengkak disertai nyeri tekan (bayi menangis bila disentuh ), serta bengkak disertai fluktuasi. Infeksi ini biasanya dijumpai pada hari ke-3 atau lebih. Etiologi/ Penyebab dapat disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya adalah sebagai berikut :Iritasi pada kulit; Kebersihan kulit yang kurang terjaga; Infeksi oleh staphylococcus aureus; Daya tahan tubuh yang rendah; Bakteri lain atau jamur. Gejala yang timbul dari adanya furunkel bervariasi, bergantung pada beratnya penyakit. Gejala yang sering ditemui pada furunkel adalah sebagai berikut:Nyeri pada daerah ruam; Ruam pada daerah kulit; Nodul dapat melunak menjadi abses yang berisi pus; Demam dan malaise sering muncul dan pasien tampak sakit berat; Jika pecah spontan atau disengaja, akan mengering dan membentuk lubang yang kuning keabuan pada bagian tengah dan sembuh perlahan dengan granulasi. Asuhan yang diberikan pada neonatus dengan furunkel tergantung dari keadaan penyakit yang dialaminya. Asuhan yang lazim diberikan adalah : Pemeliharaan kebersihan daerah yang mengalami furunkel serta daerah sekitarnya; Pengobatan topikal, lakukan kompres hangat untuk mengurangi nyeri dan melunakkan nodul. Kompres hangat dapat dilakukan sambil menutup ruam untuk mencegah penularan kedaerah lainnya, dan lain-lain.
Miliarisis disebut juga sudamina, liken tropikus, biang keringat, keringan buntet, priekle heat. Yaitu dermatosis yang disebabkan oleh retensi keringat akibat tersumbatnya pori kelenjar keringat. Etiologi :Udara panas dan lembab; Infeksi oleh bakteri. Pembagian :Milliaria kristalina dan Milliaria rubra. Gejala klinis : Milliaria kristalina II timbul pada pasien dengan peningkatan keringat seperti pasien demam diranjang. Lesinya berupa vesikel sangat supervisal, bentuknya kecil dan menyerupai titik embun berukuran 1-2 mm terutama timbul setelah keringat. Milliaria rubra ditandai dengan adanya palupa vesikel dan eritema disekitarnya. Keringat merembes kedalam epidermis. Biasanya disertai rasa gatal dan pedih pada daerah ruam dan daerah disekitarnya. Sering diikuti dengan infeksi sekunder. Penatalaksanaan : Asuhan yang diberikan pada neonatus, bayi dan balita dengan milliaria tergantung pada beratnya penyakit dan keluhan yang dialami. Asuhan yang umum diberikan adalah : Prinsip asuhan adalah dengan mengurangi penyumbatan keringat dan menghilangkan sumbatan yang sudah timbul; Memlihara kebersihan tubuh bayi; Upayakan kelembapakn suhu yang cukup dan suhu lingkungan yang sejuk dan kering. Misalnya pasien tinggal diruang ber-AC atau didaerah yang sejuk dan kering; Gunakan pakaian yang tidak terlalu sempit, gunakan pakaian yang menyerap keringat, dll.

B.       Saran
Adapun saran yang dapat kami berikan adalah : dengan adanya makalah ini kami berharap sebagai mahasiswi kebidanan kita dapat memahami dan mengaplikasikan pemahaman dan penatalaksanaan Asuhan Pada Neonatus, Bayi Balita Dan Anak Prasekolah Dengan Masalah Diaper Rash, Seborhea, Bisulan Dan Milliarisis dilingkungan masyarakat.


A.       
DAFTAR PUSTAKA

Sumber dari buku :
Maryunani, Anik. 2010. Ilmu Kesehatan Anak Dalam Kebidanan. Jakarta : Trans Info Media.
Sudarti. 2010. Kelainan dan Penyakit Pada Bayi dan Anak. Yogyakarta : Nuha Medika.

Sumber dari website :
Bayi dengan bisulan. http://eniskure.blogspot.com/ (Diakses pada tanggal 30 Oktober 2013, pukul 17.34)




LAMPIRAN


Milliarisis pada bayi

Milliarisis
Bisul pada bayi

Bisul pada anak
Seborhea pada anak
Seborhea pada anak
Diaper rash pada anak
Diaper Rash pada bayi


Comments

  1. Replies
    1. Assalamualaikum.wr.wb. perkenalkan nama saya Hariyati Dewi Tki Hongkong, saat menulis ini saya teringat memory masa lalu.saya sangat tergugah hati melihat coretan hati yang Ibu tulis. saya jadi teringat tentang masa-masa sulit dulu,karena iktiar dan usaha , seolah2 menjadi dendam bukan lagi motivasi, cuma satu tujuan saya pada saat bagaiman caranya untuk bangkit..singkat kata berbagai macam iktiar dan cara yang saya lalui, mengingat pada saat itu hutang saya 1,2m yang tidak sedikit, belum lagi bunga renternir yang bertambah. karena usaha, kesungguhan hati, akhirnya saya menemukan jalan /solusi melalui Program Pesugihan Dana Gaib Tanpa Tumbal. saya percaya ALLAH ITU TIDAK DIAM MAHA PENYAYANG , cobaan itu bukan lah ujian tapi hadiah yang tersilmut untuk kebahagiaan yang sebenar2nya. Dengan keyakina dan keberania saya ikut bergabung untuk mengikuti Program Pesugihan Dana Gaib Tanpa Tumbal dan memohonkan dana sesuai kebutuhan dan kesanggupan saya. Cuma dalam waktu 1 hari 1 malam saya mendapat telpon dari pihak Program tersebut, Alhamdulillah dana yang saya mohonkan sudah cair dan sudah dapat saya gunakan untuk melunasi hutang. jika anda ingin seperti saya
      silahkan hubungi
      Ki Witjaksono: 085-2222-31459
      Atau kunjungi website

      Klik-> PESUGIHAN DANA GAIB

      Ingat kesempatan tidak akan datang untuk yang kedua kalinya.

      Delete

Post a Comment