- Get link
- X
- Other Apps
Posted by
Unknown
on
- Get link
- X
- Other Apps
Berikut adalah contoh makalah Asuhan Kebidanan Neonatus, balita dan anak prasekolah.
yang mau lihat, monggo di lihat. yang mau jadikan referensi juga boleh, silahkan di copy dan cantumkan situs web ini dalam daftar pustaka kamu.
ini adalah salah satu tugas kuliah saya yang saya share buat kalian/readers dijadikan referensi.
B. Seborhea
Adalah
radang berupa sisik yang berlemak dan eritema pada daerah yang terdapat banyak
kelenjar sebasea-nya, biasanya didaerah kepala.
Milliarisis pada bayi
yang mau lihat, monggo di lihat. yang mau jadikan referensi juga boleh, silahkan di copy dan cantumkan situs web ini dalam daftar pustaka kamu.
ini adalah salah satu tugas kuliah saya yang saya share buat kalian/readers dijadikan referensi.
MATAKULIAH :
ASKEB NEONATUS, BALITA DAN ANAK PRASEKOLAH
DOSEN PEMBIMBING :
HEYRANI, S.Si.T, M.Kes
ASUHAN PADA NEONATUS DAN BAYI DENGAN MASALAH DIAPER
RASH, SEBORRHEA, BISULAN DAN MILLIARISIS.
OLEH
KELOMPOK XII
MARYNI MANGA (P00324012098)
NILUH EKA SUDARMINI (P00324012099)
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN KEBIDANAN
2013
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur
kehadirat Tuhan YME atas segala kebesaran dan nikmat hidayah yang telah
diberikan-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah
Askeb Neonatus, Balita dan Anak Prasekolah yang berjudul “Asuhan Pada Neonatus, Bayi Balita Dan Anak Prasekolah Dengan Masalah
Diaper Rash, Seborhea, Bisulan Dan Milliarisis” ini dengan lancar.
Penyusunan Makalah ini dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah
Askeb Kehamilan
dan sebagai sarana untuk menambah pengetahuan serta wawasan.
Penyusun
juga berterima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan Makalah ini, pihak-pihak tersebut adalah:
1.
Dosen
mata kuliah Askeb Neonatus, balita dan anak prasekolah Ibu Heyrani,
S.Si.T, M.Kes
2.
Orangtua
tercinta.
3.
Teman-teman
kelompok 12
yang telah bekerjasama sehingga penyusunan Makalah ini dapat
terselesaikan dengan baik.
Penyusun sadar bahwa Makalah ini masih memiliki kelemahan dan
kekurangan. Oleh karena itu, Penyusun memohon maaf atas kekurangan
tersebut. Penyusun juga senantiasa membuka tangan untuk menerima kritik dan
saran yang membangun agar kelak kami bisa berkarya lebih baik lagi.
Harapan
Penyusun,
semoga karya kecil ini bisa bermanfaat bagi kita semua. Semoga pula makalah ini dapat
berfungsi sebagaimana mestinya.
Kendari, 31 Oktober 2013
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR..................................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................................... ii
BAB I
PENDAHULUAN................................................................................ 1
A.
Latar Belakang....................................................................................... 1
B.
Masalah.................................................................................................. 2
C.
Tujuan.................................................................................................... 2
D.
Manfaat.................................................................................................. 2
BAB II
PEMBAHASAN.................................................................................. 3
A.
Diaper Rash........................................................................................... 3
B.
Seborhea................................................................................................ 9
C.
Bisulan................................................................................................... 9
D.
Milliarisis................................................................................................ 13
BAB III PENUTUP.......................................................................................... 16
A.
Simpulan................................................................................................ 16
B.
Saran...................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Masalah pada
neonatus, balita hingga anak prasekolah sangat beragam. Diantaranya diaper
rash, bisulan, seborhea, dan milliaris.
Sekitar 50% bayi yang menggunakan
diapers pernah menderita eksim popok dan kebanyakan bayi yang menderita ruam,
umumnya berumur 3-12 bln.
Dalam
keadaan yang normal, sekitar 50 persen bayi yang lahir cukup bulan sering
mengalami bisul-bisul kecil atau jerawat yang dikelilingi oleh warna kulit yang
kemerahan.
Tak hanya orang
dewasa, bayi dan anak pun bisa terserang ketombe. Namun, ketombe pada bayi
lebih spesifik, baik bentuk maupun penanganannya. Istilah tepatnya pun bukan
ketombean, melainkan /dermatitis seborrheic, atau Orang awam sering menyebutnya
sarap. Namun, sama halnya dengan ketombe
orang dewasa yang sangat mengganggu, pada bayi dan anak pun demikian. Selain
membuat tidak nyaman, ketombe atau /dermatitis seborrheic/ sering menimbulkan
gatal bahkan terasa sakit bila sudah sampai terinfeksi.
Milaria dapat
terjadi pada bayi-bayi prematur pada
minggu pertama pasca persalinan disebabkan oleh sel-sel pada bayi yang belum
sempurna sehin
gga terjadi sumbatan pada kelenjar kulit dan mengakibatkan
retensi keringat, biang keringat terjadi sekitar 40% pada bayi baru lahir
(FKUI, 2005).
Atas dasar pentingnya asuhan pada masalah ini, maka dalam
makalah ini kami akan memabahas mengenai Asuhan Pada Neonatus, Bayi Balita Dan Anak Prasekolah
Dengan Masalah Diaper Rash, Seborhea, Bisulan Dan Milliarisis.
B.
Rumusan Masalah
Masalah yang dibahas dalam makalah ini adalah bagaimanakah Asuhan Pada Neonatus, Bayi Balita Dan Anak Prasekolah
Dengan Masalah Diaper Rash, Seborhea, Bisulan Dan Milliarisis?
C.
Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah
untuk mendeskripsikan Asuhan Pada
Neonatus, Bayi Balita Dan Anak Prasekolah Dengan Masalah Diaper Rash, Seborhea,
Bisulan Dan Milliarisis.
D.
Manfaat
Manfaat yang diharapkan dalam penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut.
1. Penulis dapat memperoleh pengetahuan
dan pemahaman tentang Asuhan Pada
Neonatus, Bayi Balita Dan Anak Prasekolah Dengan Masalah Diaper Rash, Seborhea,
Bisulan Dan Milliarisis.
2. Pembaca dapat memperoleh pengetahuan
dan pemahaman Asuhan Pada
Neonatus, Bayi Balita Dan Anak Prasekolah Dengan Masalah Diaper Rash, Seborhea,
Bisulan Dan Milliarisis.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Diaper Rush
a.
Definisi Diaper Rash
Berikut
adalah definisi Diaper Rash menurut para ahli :
1.
Diaper rash yang dikenal juga dengan
istilah eksim popok, dermatitis popok, napkin dermatitis, diaper dermatitis,
adalah kelainan kulit yang timbul di daerah kulit yang tertutup popok, terjadi
setelah penggunaan popok (Diana IA, 2006)
2.
Eksim popok, yang disebut juga
dermatitis popok adalah kelainan kulit (ruam kulit) yang timbul akibat radang
di daerah yang tertutup popok, yaitu di alat kelamin, sekitar dubur, bokong,
lipat paha, dan perut bagian bawah. Penyakit ini sering terjadi pada bayi dan
anak balita yang menggunakan popok, biasanya pada usia kurang dari tiga tahun,
paling banyak pada usia 9-12 bulan (Titi LS, 2000)
3.
Eksim popok merupakan peradangan
kulit didaerah popok yang paling sering diderita oleh bayi dan anak, kelainan
ini dapat diderita oleh bayi laki-laki maupun perempuan (Lokananta MD, 2004)
4.
Dermatitis popok atau diaper
dermatitis adalah dermatitis yang terjadi pada daerah yang tertutup popok,
biasanya disebabkan iritasi oleh urine dan feses (Dharmadi HP, 2006)
5.
Eksim popok atau nappy rash adalah
eksim yang terlokalisasi paling tidak, awalnya, terjadi pada daerah yang
tertutup popok dan keadaan ini hanya terjadi setelah pemakaian popok (Diana IA,
dkk, 2006)
b.
Etiologi/Penyebab
Penyakit ini
disebabkan oleh berbagai macam faktor, seperti faktor fisik, kimiawi, enzimatik
dan biogenik (kuman dalam urine dan feses). Tetapi, penyebab diaper rash/eksim
popok terutama disebabkan oleh iritasi terhadap kulit yang tertutup oleh popok
oleh karena cara pemakaian popok yang tidak benar, seperti :
1.
Penggunaan popok yang lama
Perlu
diketahui bahwa jenis popok ada dua macam, yaitu :
1)
Popok disposable (sekali
pakai-buang, atau sering juga disebut pampers bayi, disposable diaper). Bahan
yang digunakan pada popok ini adalah bukan bahan tenunan, tetapi bahan yanga
dilapisi dengan lembaran yang tahan air dan lapisan dengan bahan penyerap,
berbentuk popok kertas maupun plastik.
2)
Popok yang dapat digunakan secara
berulang (seperti popok yang terbuat dari katun).
Diaper rash
banyak ditemui pada bayi yang mengalami popok disposable (kertas atau plastik)
daripada popok yang terbuat dari bahan katun, karena :
a)
Kontak yang terus-menerus antara
popok kertas dengan kulit bayi serta dengan urine dan feses.
b)
Kontak bahan kimia yang terdapat
dalam kandungan bahan popok itu sendiri.
c)
Di udara panas, bakteri dan jamur
lebih mudah berkembang baik pada bahan plastik/kertas daripada bahan katun.
2.
Tidak segera mengganti popok setelah
bayi dan anak buang air kecil (bak) atau buang air besar (bab).
c.
Faktor-faktor yang berperan dalam
timbulnya Diaper rash
Faktor-faktor
penyebab yang perlu dipertimbangkan dalam terjadinya diaper rash, antara lain :
a.
Feses dan urine
b.
Kelembapan kulit
c.
Kulit yang basah dan kotor yang
berlangsung lama
d.
Keadaan tertutup ketat popok
e.
Gesekan/pergesekan dari pakaian,
selimut atau linen
f.
Suhu
g.
Jamur dan kuman
a)
Feses dan Urine
Feses dan
urine merupakan bahan-bahan yang sifatnya mengiritasi kulit. Feses yang tidak
segera dibuang, bila bercampur dengan urine, akan menyebabkan pembentukan
amonia. Amonia yang terbentuk dari urine dan enzime yang berasal dari feses
akan meningkatkan keasaman (pH) kulit dan akhirnya menyebabkan iritasi pada
kulit. Pada bayi yang diberi ASI lebih sedikit menderita diaper rash bila dibandingkan
dengan bayi yang hanya diberikan susu formula. Hal ini disebabkan oleh karena
ASI telah terbukti menurunkan pH feses.
b)
Kelembapan Kulit
Kelembapan
yang berlebihan dikarenakan oleh penggunaan popok yang bersifat menutup kulit,
sehingga menghambat terjadinya penyerapan dan menyebabkan hal-hal berikut :
1)
Lebih rentan terhadap gesekan antara
kulit dengan popok sehingga kulit lebih mudah lecet dan mudah teritasi.
2)
Lebih mudah dilalui oleh bahan-bahan
yang dapat menyebabkan iritasi (bahan iritan)
3)
Mempermudah pertumbuhan kuman dan
jamur.
c)
Gesekan-gesekan
Gesekan-gesekan
dengan pakaian, selimut atau linen dan gesekan-gesekan yang terjadi akibat
aktivitas bayi juga dapat menimbulkan luka lecet yang akan memperberat diaper
rash.
d)
Suhu
Peningkatan
suhu kulit juga merupakan faktor yang memperberat diaper rash. Hal ini
disebabkan oleh karena popok yang menghambat penyerapan sehingga hilangnya
panas juga berkurang. Bila bayi atau anak demam, juga dapat memperberat diaper
rash. Suhu yang meningkat akan mengakibatkan pembuluh darah melebar dan mudah
terjadi peradangan.
e)
Jamur dan Kuman
Beberapa
mikroorganisme seperti jamur candida albicans dan kuman / bakteri
staphylococcus aureus merupakan faktor yang penting yang berperan dalam
timbulnya diaper rash. Hal ini disebabkan oleh karena keadaan kulit yang basah
dan lembab, serta pakaian popok yang berlangsung lama.
d.
Gejala Diaper rash
Gejala
diaper rash dari yang ringan sampai dengan yang berat. Secara klinis dapat
terlihat sebagai berikut :
a)
Gejala yang biasa ditemukan pada
diaper rash oleh kontak dengan iritan, seperti : kemerahan yang meluas,
berkilat, kadang mirip luka bakar, timbul bintil-bintil merah lecet atau luka
bersisik, kadang membasah dan bengkak pada daerah yang paling lama berkontak
dengan popok, seperti pada paha bagian dalam dan lipatan paha (bagian cembung
bokong).
b)
Gejala yang terjadi akibat gesekan
yang berulang pada tepi popok, yaitu : bercak kemerahan yang membentuk garis di
tepi batas popok pada paha dan perut.
c)
Gejala diaper rash oleh karena jamur
Candida yang ditandai dengan bercak atau bintil kemerahan warna merah terang,
basah dengan lecet-lecet pada selaput lendir anus dan kulit sekitar anus, lesi
berbatas tegas dan terdapat lesi lainnya disekitarnya.
e.
Pencegahan Diaper rash
Tindakan
pencegahan dapat dilakukan dengan mengetahui penyebab dan faktor-faktor yang
berperan dalam diaper rash, yaitu seperti :
a)
Mengurangi kelembapan dan gesekan
kulit, antara lain dengan :
1.
Segera mengganti popok setelah bayi
atau anak buang air kecil atau buang air besar. Dengan sering mengganti popok
dapat mencegah terjadinya diaper rash.
2.
Pada saat mengganti popok, bersihkan
kulit bayi atau anak secara lembut dengan air hangat, kemudian keringkan. Untuk
mengganti popok pada bayi yang BAB, gunakan sabun bayi, kemudian bilas dengan
air sampai bersih. Keringka dengan kain atau handuk yang lembut, angin-anginkan
sebentar, baru pakaikan popok yang baru atau bersih.
3.
Bila menggunakan popok disposable,
pakaikan sesuai dengan daya tampung dan segera ganti.
4.
Hindari pemakaian popok yang ketat,
tebal, terbuat dari plastik, bahan yang terlalu kasar, kaku, dan terlalu
menutup.
b)
Memilih popok yang baik:
Sebenarnya, popok
sekali pakai atau popok yang dipakai berulang yang terbuat dari bahan kain katun
sama baiknya dalam penggunaannya, asalkan orangtua mengetahui penggunaan yang
baik dan mencegah terjadinya diaper rash, seperti : popok harus diganti
sesering mungkin dan segera setelah kotor. Popok sekali pakai yang beredar
dipasaran biasanya mengandung bahan yang dapat menyerap cairan sehingga kulit
menjadi lebih kering dan dapat mempertahankan pH kulit mendekati normal
sehingga mengurangi timbulnya diaper rash.
B. Seborhea
a.
Definisi Seborhea
b.
Etiologi
Belum
diketahui secara pasti, tetapi ada
beberapa ahli yang menyatakan beberapa faktor penyebab seborhea, yaitu :
1.
Faktor hereditas, yaitu bisa
disebabkan karena adanya faktor keturunan orang tua.
2.
Intake makanan yang berlemak dan
berlakalori tinggi.
3.
Asupan minuman beralkohol.
4.
Adanya gangguan emosi.
c.
Penatalaksanaan
1.
Secara kasula belum diketahui.
2.
Topikal, shampo yang tidak berbusa 2
– 3% perminggu dan krim selemum sulfide/hg-presipirtatus albus 2%.
C.
Bisulan
a.
Definisi
Bisulan
Selulitis/ abses/ bisulan adalah
infeksi pada kulit, dengan gejala kulit merah/ bengkak, disertai nyeri hebat
yang terbentuk dalam kulit oleh peradangan terbatas dari korium pada jaringan subkutan manapun.
Bengkak disertai nyeri tekan (bayi menangis bila disentuh ), serta bengkak
disertai fluktuasi. Infeksi ini biasanya dijumpai pada hari ke-3 atau lebih.
Furunkel
(bisul) mengelilingi nekrotis sentral atau inti disebabkan oleh stapholococcus
yang memasuki kulit melalui folikel rambut. S. aureus adalah penyebab infeksi
piogenik kulit yang paling sering, ia dapat juga menyebabkan furunkel,
karbunkel, osteomelitis, artritis septik, infeksi luka, abses, pneumonia,
empiema, endokarditis, meningitis dan penyakit yang diperantarai toksin,
termasuk keracunan makanan.
Bisul
merupakan nanah yang terkumpul dalam satu rongga yang sangat
menyakitkan. Kelompok bisul biasa dipanggi pekung (carbuncles)
tetapi perubahan pada kulit seperti ini tidak biasa berlaku pada kanak-kanak.
Secara
medis, bisul adalah infeksi kuman pada folikel rambut dan kelenjar minyak
kulit. Bisul merupakan salah satu penyakit kulit yang disebabkan oleh kuman.
Penyakit ini sering dijumpai pada anak karena daya tahan kulitnya terhadap
invasi kuman belum sesempurna orang dewasa. Kelainan berupa masa padat
kemerahan berbentuk kerucut, ditengahnya terdapat gelembung bernanah. Kemudian
melunak menjadi abses lalu pecah. Biasanya mengeras dan terdapat pada bokong,
kuduk, belakang bagian leher, dibawah ketiak, badan dan tungkai, dan sekeliling
pinggang, pangkal paha, atas kaki, punggung. Furunkel (boil/bisul) dapat
terbentuk pada lebih dari satu tempat yang biasa disebut sebagai furunkulosis.
b.
Etiologi/
Penyebab
Furunkel
dapat disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya adalah sebagai berikut :
1.
Iritasi pada kulit
2.
Kebersihan kulit yang kurang terjaga
3.
Daya tahan tubuh yang rendah
4.
Infeksi oleh staphylococcus aureus.
Berbentuk bulat (coccus), diameter 0,5-1,5µm, susunan bergerombol seperti
anggur, tidak mempunyai kapsul, nonmotil, katalase positif, pada pewarnaan gram
tampak berwarna ungu.
5.
Bakteri
lain atau jamur. Paling sering ditemukan didaerah tengkuk, axial, paha
dan bokong. Akan terasa
sangat nyeri jika timbul didaerah sekitar hidung, telinga, atau jari-jari
tangan.
c.
Tanda
dan Gejala
Gejala yang
timbul dari adanya furunkel bervariasi, bergantung pada beratnya penyakit.
Gejala yang sering ditemui pada furunkel adalah sebagai berikut :
1.
Nyeri pada daerah ruam. Muncul
tonjolan yang nyeri, berbentuk halus, berbentuk kubah dan bewarna merah
disekitarnya.
2.
Ruam pada daerah kulit berupa nodus
eritematosa yang berbentuk kerucut dan memiliki pustule.
3.
Nodul dapat melunak menjadi abses
yang berisi pus dan jaringan nekrotik yang dapat pecah membentuk fistel lalu
keluar melalui lobus minoris resistensiae.
4.
Setelah seminggu, umumnya furunkel
akan pecah sendiri dan sebagian dapat menghilang dengan sendirinya.
5.
Ukuran tonjolan meningkat dalam
beberapa hari dan dapat mencapai 3-10 cm atau bahkan lebih.
6.
Demam dan malaise sering muncul dan
pasien tampak sakit berat.
7.
Jika pecah spontan atau disengaja,
akan mengering dan
membentuk lubang yang kuning keabuan pada bagian tengah dan sembuh perlahan
dengan granulasi.
8.
Waktu penyembuhan kurang lebih 2 mg.
9.
Jaringan parut permanen yang
terbentuk biasanya tebal dan jelas.
d.
Patofisiologis
Infeksi
dimulai dari peradangan pada folikel rambut dikulit (folikulitis) yang menyebar
pada jaringan sekitarnya. Radang pus (nanah) yang dekat sekali dengan kulit
disebut pustula. Pustula ini menyebabkan kulit diatasnya sangat tipis, sehingga
pus di dalam dapat dengan mudah mengalir keluar. Sementara itu, bisulnya
(furunkel) sendiri berada pada daerah kulit yang lebih dalam. Terkadang pus
yang berada di dalam bisul diserap sendiri oleh tubuh, tetapi lebih sering
mengalir sendiri melalui lubang yang ada di kulit.
Bakteri
stafilokokus aureus umumnya masuk melalui luka, goresan atau robekan pada
kulit. Respon primer host terhadap infeksi stafilokokus aureus adalah
mengerahkan sel PMN ketempat masuknya kuman tersebut untuk melawan infeksi yang
terjadi. Sel PMN ini ditarik ketempat infeksi oleh komponen bakteri seperti
formylated peptides atau peptidoglikan dan sitokolin TNF (tumor necrosis
factor) dan IL (interleukin) yang dikeluarkan oleh sel endotel dan makrofak
yang teraktivasi, hal tersebut menyebabkan inflamasi dan terbentuklah pus (gab
sel darah putih, bakteri, dan sel kulit mati).
e.
Penatalaksanaan
Asuhan yang
diberikan pada neonatus dengan furunkel tergantung dari keadaan penyakit yang
dialaminya. Asuhan yang lazim diberikan adalah :
1.
Kebanyakan furunkel tidak
membutuhkan pengobatan dan akan sembuh dengan sendirinya.
2.
Pemeliharaan kebersihan daerah yang
mengalami furunkel serta daerah sekitarnya.
3.
Pengobatan topikal, lakukan kompres
hangat untuk mengurangi nyeri dan melunakkan nodul. Kompres hangat dapat dilakukan
sambil menutup ruam untuk mencegah penularan kedaerah lainnya.
4.
Jangan memijit furunkel terutama
didaerah hidung dan bibir atas karena dapat menyebabkan penyebaran kuman secara
hematogen.
5.
Bila furunkel terjadi didaerah yang
janggal seperti pada hidung atau telinga maka dapat berkolaborasi dengan dokter
untuk melakukan insisi.
6.
Jika memungkinkan dapat membuka
bisul dengan cara :
a)
Beri penjelasan apa yang akan
dilakukan atau inform concent.
b)
Minta seseorang untuk memegangi
anak.
c)
Ambilah sebuah pisau bedah yang
steril dan bukalah bisul dengan segera pada puncaknya saja. Kemudian masukkan
penjepit dalam luka dan bukalah penjepitnya. Dengan cara ini, akan membukan
jalan keluar untuk nanah tanpa mengganggu sesuatu pisau bedah jangan sampai
masuk kedalam karena dapat melukai pembuluh darah besar.
d)
Pemberian analgetik, misalnya
aspirin atau paracetamol untuk mengatasi nyeri.
e)
Tutuplah luka dengan kain kasa
kering usahakan agar satu sudut dari kasa kering, usahakan agar satu sudur dari
kasa dimasukkan agar tetap terbuka, sehingga nanah dapat keluar.
f)
Bersihkan alat-alat
g)
Pesankan agar ganti perban.
7.
Terapi antibiotika dan antiseptik
diberikan bergantung pada luas dan beratnya penyakit. Misalnya dengan pemberian
Achromyem 250 mg 3 atau 4 kali per hari.
8.
Bila furunkel terjadi secara menetap
atau berulang atau dalam jumlah yang banyak maka kenali faktor perdisposisi
adanya diabetes melitus.
D. Milliarisis
a.
Definisi Miliarisis
Miliarisis
disebut juga sudamina, liken tropikus,
biang keringat, keringan buntet, priekle heat. Yaitu dermatosis yang
disebabkan oleh retensi keringat akibat tersumbatnya pori kelenjar keringat.
b.
Etiologi
1.
Udara panas dan lembab
2.
Infeksi oleh bakteri.
c.
Patofisiologi
Akibat tersumbatnya
pori kelenjar keringat, sehingga pengeluaran keringat tertahan yang ditandai
dengan adanya vesikel miliar dimuara kelenjar keringat. Kemudian akan timbul
radang dan edema akibat perspirasi yang tidak dapat keluar diabsorbsi oleh
stratum korneum.
Milliariasis
sering terjadi pada bayi premature karena proses diferensisasi sel epidermal
dan apendiksnya belum sempurna. Kasus miliaria terjadi pada 40-50% bayi baru
lahir. Muncul pada usia 2-3 bulan pertama akan menghilang dengan sendirinya 3-4
minggu kemudian. Kadang-kadang kasus ini menetap untuk beberapa lama dan dapat
menyebar kedaerah sekitar.
d.
Pembagian
1.
Milliaria kristalina
2.
Milliaria rubra
e.
Gejala klinis
1.
Milliaria kristalina
Milliaria
kristalina II timbul pada pasien dengan peningkatan keringat seperti pasien
demam diranjang. Lesinya berupa vesikel sangat supervisal, bentuknya kecil dan
menyerupai titik embun berukuran 1-2 mm terutama timbul setelah keringat.
Vesikel mudah pecah karena trauma yang paling ringan, misalnya akibat gesekan
dengan pakaian. Vesikel yang pecah berwarna jernih dan tanpa reaksi peradangan
asimptomatik dan berlangsung singkat. Umumnya tidak ada keluhan dan dapat
sembuh dengan sendirinya.
2.
Milliaria rubra
Ditandai
dengan adanya palupa vesikel dan eritema disekitarnya. Keringat merembes
kedalam epidermis. Biasanya disertai rasa gatal dan pedih pada daerah ruam dan
daerah disekitarnya. Sering diikuti dengan infeksi sekunder lainnya dan dapat
juga menyebabkan timbulnya impetigo dan furunkel.
f.
Penatalaksanaan
Asuhan yang
diberikan pada neonatus, bayi dan balita dengan milliaria tergantung pada
beratnya penyakit dan keluhan yang dialami. Asuhan yang umum diberikan adalah :
a)
Prinsip asuhan adalah dengan
mengurangi penyumbatan keringat dan menghilangkan sumbatan yang sudah timbul.
b)
Memlihara kebersihan tubuh bayi.
c)
Upayakan kelembapakn suhu yang cukup
dan suhu lingkungan yang sejuk dan kering. Misalnya pasien tinggal diruang
ber-AC atau didaerah yang sejuk dan kering.
d)
Gunakan pakaian yang tidak terlalu
sempit, gunakan pakaian yang menyerap keringat.
e)
Segera ganti pakaian yang basah dan
kotor.
f)
Pada milliaria rubra dapat diberikan
bedak salisil 2% dan dapat ditambahkan menthol 0,5% - 2% yang bersifat
mendinginkan ruam.
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Diaper rash yang dikenal juga dengan istilah eksim popok, dermatitis
popok, napkin dermatitis, diaper dermatitis, adalah kelainan kulit yang timbul
di daerah kulit yang tertutup popok, terjadi setelah penggunaan popok. Penyakit Diaper rash disebabkan oleh berbagai
macam faktor, seperti faktor fisik, kimiawi, enzimatik dan biogenik (kuman
dalam urine dan feses). Tetapi, penyebab diaper rash/eksim popok terutama
disebabkan oleh iritasi terhadap kulit yang tertutup oleh popok oleh karena
cara pemakaian popok yang tidak benar. Faktor-faktor penyebab yang perlu
dipertimbangkan dalam terjadinya diaper rash, antara lain : Feses dan urine;
Kelembapan kulit; Kulit yang basah dan kotor yang berlangsung lama; Keadaan
tertutup ketat popok; Gesekan/pergesekan dari pakaian, selimut atau linen; Suhu;
Jamur dan kuman Gejala diaper rash secara klinis dapat terlihat sebagai berikut
: Bintil-bintil merah/bercak
kemerahan, basah, lecet, bersisik, bengkak, gatal, dll. Tindakan
pencegahan dapat dilakukan dengan mengetahui penyebab dan faktor-faktor yang
berperan dalam diaper rash, yaitu seperti : Mengurangi kelembapan dan gesekan
kulit, antara lain dengan : Segera mengganti popok setelah bayi atau anak buang
air kecil atau buang air besar. Memilih popok yang baik: yang terbuat dari
bahan kain katun sama baiknya dalam penggunaannya, asalkan orangtua mengetahui
penggunaan yang baik dan mencegah terjadinya diaper rash, seperti : popok harus
diganti sesering mungkin dan segera setelah kotor.
Seborhea adalah radang berupa sisik yang berlemak dan eritema pada
daerah yang terdapat banyak kelenjar sebasea-nya, biasanya didaerah kepala.
Etiologi : Faktor hereditas; Intake makanan yang berlemak; Asupan minuman
beralkohol; Adanya gangguan emosi. Penatalaksanaan : Topikal, shampo yang tidak
berbusa 2 – 3% perminggu dan krim selemum sulfide/hg-presipirtatus albus 2%.
Selulitis/ abses/ bisulan adalah infeksi pada kulit, dengan gejala kulit
merah/ bengkak, disertai nyeri hebat yang terbentuk dalam
kulit oleh peradangan terbatas dari korium pada jaringan subkutan manapun. Bengkak disertai nyeri
tekan (bayi menangis bila disentuh ), serta bengkak disertai fluktuasi. Infeksi
ini biasanya dijumpai pada hari ke-3 atau lebih. Etiologi/ Penyebab dapat disebabkan oleh beberapa
faktor, di antaranya adalah sebagai berikut :Iritasi pada kulit; Kebersihan
kulit yang kurang terjaga;
Infeksi oleh staphylococcus aureus; Daya tahan tubuh yang rendah; Bakteri lain atau jamur. Gejala yang timbul
dari adanya furunkel bervariasi, bergantung pada beratnya penyakit.
Gejala yang sering ditemui pada furunkel adalah sebagai berikut:Nyeri pada
daerah ruam; Ruam pada daerah kulit; Nodul dapat melunak menjadi abses yang
berisi pus; Demam dan malaise sering muncul dan pasien tampak sakit berat; Jika
pecah spontan atau disengaja, akan mengering dan membentuk lubang yang kuning keabuan pada
bagian tengah dan sembuh perlahan dengan granulasi. Asuhan yang diberikan pada
neonatus dengan furunkel tergantung dari keadaan penyakit yang dialaminya.
Asuhan yang lazim diberikan adalah : Pemeliharaan kebersihan daerah yang
mengalami furunkel serta daerah sekitarnya; Pengobatan topikal, lakukan kompres
hangat untuk mengurangi nyeri dan melunakkan nodul. Kompres hangat dapat
dilakukan sambil menutup ruam untuk mencegah penularan kedaerah lainnya, dan
lain-lain.
Miliarisis disebut juga sudamina,
liken tropikus, biang keringat, keringan buntet, priekle heat. Yaitu
dermatosis yang disebabkan oleh retensi keringat akibat tersumbatnya pori
kelenjar keringat. Etiologi :Udara panas dan lembab; Infeksi oleh bakteri. Pembagian
:Milliaria kristalina dan Milliaria rubra. Gejala klinis : Milliaria kristalina
II timbul pada pasien dengan peningkatan keringat seperti pasien demam
diranjang. Lesinya berupa vesikel sangat supervisal, bentuknya kecil dan
menyerupai titik embun berukuran 1-2 mm terutama timbul setelah keringat. Milliaria
rubra ditandai dengan adanya palupa vesikel dan eritema disekitarnya. Keringat
merembes kedalam epidermis. Biasanya disertai rasa gatal dan pedih pada daerah
ruam dan daerah disekitarnya. Sering diikuti dengan infeksi sekunder. Penatalaksanaan
: Asuhan yang diberikan pada neonatus, bayi dan balita dengan milliaria
tergantung pada beratnya penyakit dan keluhan yang dialami. Asuhan yang umum
diberikan adalah : Prinsip asuhan adalah dengan mengurangi penyumbatan keringat
dan menghilangkan sumbatan yang sudah timbul; Memlihara kebersihan tubuh bayi;
Upayakan kelembapakn suhu yang cukup dan suhu lingkungan yang sejuk dan kering.
Misalnya pasien tinggal diruang ber-AC atau didaerah yang sejuk dan kering;
Gunakan pakaian yang tidak terlalu sempit, gunakan pakaian yang menyerap
keringat, dll.
B.
Saran
Adapun saran yang dapat kami
berikan adalah : dengan adanya makalah ini kami berharap sebagai mahasiswi
kebidanan kita dapat memahami dan mengaplikasikan pemahaman dan penatalaksanaan
Asuhan Pada Neonatus, Bayi Balita Dan Anak Prasekolah Dengan Masalah Diaper
Rash, Seborhea, Bisulan Dan Milliarisis dilingkungan masyarakat.
A.
DAFTAR
PUSTAKA
Sumber dari buku :
Maryunani, Anik. 2010. Ilmu Kesehatan Anak Dalam
Kebidanan. Jakarta : Trans Info Media.
Sudarti. 2010. Kelainan dan Penyakit Pada Bayi dan
Anak. Yogyakarta : Nuha Medika.
Sumber dari website :
Bayi dengan bisulan. http://eniskure.blogspot.com/ (Diakses pada tanggal 30 Oktober 2013, pukul 17.34)
LAMPIRAN
Milliarisis pada bayi
Milliarisis
|
Bisul pada anak |
Seborhea pada anak |
Seborhea pada anak |
Diaper rash pada anak |
Diaper Rash pada bayi |
Askeb Neonatus
balita dan anak prasekolah.
INTRA MUSCULAR
Kebidanan
Mata Kuliah
POLTEKKES KENDARI JURUSAN KEBIDANAN
- Get link
- X
- Other Apps
Comments
bagusss
ReplyDeleteAssalamualaikum.wr.wb. perkenalkan nama saya Hariyati Dewi Tki Hongkong, saat menulis ini saya teringat memory masa lalu.saya sangat tergugah hati melihat coretan hati yang Ibu tulis. saya jadi teringat tentang masa-masa sulit dulu,karena iktiar dan usaha , seolah2 menjadi dendam bukan lagi motivasi, cuma satu tujuan saya pada saat bagaiman caranya untuk bangkit..singkat kata berbagai macam iktiar dan cara yang saya lalui, mengingat pada saat itu hutang saya 1,2m yang tidak sedikit, belum lagi bunga renternir yang bertambah. karena usaha, kesungguhan hati, akhirnya saya menemukan jalan /solusi melalui Program Pesugihan Dana Gaib Tanpa Tumbal. saya percaya ALLAH ITU TIDAK DIAM MAHA PENYAYANG , cobaan itu bukan lah ujian tapi hadiah yang tersilmut untuk kebahagiaan yang sebenar2nya. Dengan keyakina dan keberania saya ikut bergabung untuk mengikuti Program Pesugihan Dana Gaib Tanpa Tumbal dan memohonkan dana sesuai kebutuhan dan kesanggupan saya. Cuma dalam waktu 1 hari 1 malam saya mendapat telpon dari pihak Program tersebut, Alhamdulillah dana yang saya mohonkan sudah cair dan sudah dapat saya gunakan untuk melunasi hutang. jika anda ingin seperti saya
Deletesilahkan hubungi
Ki Witjaksono: 085-2222-31459
Atau kunjungi website
Klik-> PESUGIHAN DANA GAIB
Ingat kesempatan tidak akan datang untuk yang kedua kalinya.