- Get link
- X
- Other Apps
Posted by
Unknown
on
- Get link
- X
- Other Apps
wah sudah cukup lama nih saya tidak menulis di blog. oh iya, kali ini saya akan memberikan materi tentang Resusitasi. sebenarnya sih, materi ini sudah lama diberikan oleh dosen saya dikampus, tetapi baru kali ini saya ingat untuk mempostingnya di blog saya. oh iya, dalam postingan saya kali ini, saya juga akan menyertakan file powerpoint dan makalah resusitasi dalam bentuk microsoft word dari kelompok saya. jadi, berterimakasih lah kalian semua pada saya yang baik hati ini ( :P ditabok viewers!!) hehehehe
Baiklah daripada saya sibuk bicara sendiri tidak jelas seperti ini dan mungkin akan ngelantur kemana-mana,,, sebaiknya saya langsung menjelaskan tentang resusitasi saja ya! >,<
RESUSITASI
Resusitasi ( respirasi artifisialis)
adalah usaha dalam memberikan ventilasi yang adekuat, pemberian oksigen dan
curah jantung yang cukup untuk menyalurkan oksigen kepada otak, jantung dan
alat-alat vital lainnya. (Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, 2002)
Resusitasi terjadi pada bayi baru lahir dikarenakan terjadinya
oksigenasi yang tidak efektif dan perfusi yang tidak adekuat pada neonatus
dapat berlangsung sejak saat sebelum persalinan hingga masa persalinan.
Resusitasi
diperlukan oleh neonatus yang dalam beberapa menit pertama kehidupannya tidak
dapat mengadakan ventilasi efektif dan perfusi adekuat untuk memenuhi kebutuhan
oksigenasi dan eliminasi karbondioksida, atau bila sistem kardiovaskular tidak
cukup dapat memberi perfusi secara efektif kepada susunan saraf pusat, jantung
dan organ vital lain. (Gregory, 1975)
Tindakan resusitasi merupakan tindakan yang harus
dilakukan dengan segera sebagai upaya untuk menyelamatkan hidup (Hudak dan
Gallo, 1997). Resusitasi pada anak yang mengalami gawat nafas merupakan
tindakan kritis yang harus dilakukan oleh perawat yang kompeten. Perawat harus
dapat membuat keputusan yang tepat pada saat kritis. Kemampuan ini memerlukan
penguasaan pengetahuan dan keterampilan keperawatan yang unik pada situasi
kritis dan mampu menerapkannya untuk memenuhi kebutuhan pasien kritis (Hudak
dan Gallo, 1997). Istilah
resusitasi atau reanimasi di dalam kamus-kamus diartikan sebagai menghidupkan
kembali atau memberi hidup baru.
Dalam arti luas resusitasi merupakan segala
bentuk usaha medis, yang dilakukan terhadap mereka yang berada dalam keadaan
gawat atau kritis, untuk mencegah kematian. Kematian di dalam klinik diartikan
sebagai hilangnya kesadaran dan semua refleks, disertai berhentinya pernafasan
dan peredaran darah yang ireversibel. Oleh karena itu resusitasi merupakan
segala usaha untuk mengembalikan fungsi sistem pernafasan, peredaran darah dan
saraf, yang terhenti atau terganggu sedemikain rupa sehingga fungsinya dapat
berhenti sewaktu-waktu, agar kembali menjadi normal seperti semula. Karenanya
timbullah istilah “Cardio – Pumonary – Resuscitation” (CPR) yang dalam bahasa Indonesia
menjadi Resusitasi Jantung Paru (RJP).
Tindakan resusitasi merupakan tindakan yang harus dilakukan dengan
segera sebagai upaya untuk menyelamatkan hidup (Hudak dan Gallo, 1997).
Tindakan resusitasi ini dimulai dengan penilaian secara tepat keadaan dan
kesadaran penderita kemudian dilanjutkan dengan pemberian bantuan hidup dasar (basic
life support) yang bertujuan untuk oksigenasi darurat. (AHA, 2003).
Tujuan tahap II (advance life support) adalah untuk memulai
kembali sirkulasi yang spontan, sedangkan tujuan tahap III (prolonged life
support) adalah pengelolaan intensif pasca resusitasi. Hasil akhir dari
tindakan resusitasi akan sangat tergantung pada kecepatan dan ketepatan
penolong pada tahap I dalam memberikan bantuan hidup dasar.
Tujuan utama resusitasi kardiopulmoner yaitu melindungi otak secara
manual dari kekurangan oksigen, lebih baik terjadi sirkulasi walaupun dengan
darah hitam daripada tidak sama sekali. Sirkulasi untuk menjamin oksigenasi
yang adekwat sangat diperlukan dengan segera karena sel-sel otak menjadi lumpuh
apabila oksigen ke otak terhenti selama 8 – 20 detik dan akan mati apabila
oksigen terhenti selama 3 – 5 menit (Tjokronegoro, 1998). Kerusakan sel-sel
otak akan menimbulkan dampak negatif berupa kecacatan atau bahkan kematian.
demikianlah ulasan singkat dari saya mengenai RESUSITASI. Untuk lebih jelasnya saya telah melampirkan MATERI RESUSITASI DALAM BENTUK POWERPOINT. SILAHKAN DOWNLOAD DISINI
dan bagi kamu juga yang ingin download MAKALAH RESUSITASI DALAM BENTUK FILE WORD, SILAHKAN KLIK GAMBAR DOWNLOAD DI BAWAH INI.
dan bagi kamu juga yang ingin download MAKALAH RESUSITASI DALAM BENTUK FILE WORD, SILAHKAN KLIK GAMBAR DOWNLOAD DI BAWAH INI.
- Get link
- X
- Other Apps
Comments
Post a Comment