Perdarahan Post Partum Lanjut



Perdarahan kerap terjadi pada kehamilan, persalinan bahkan setelah persalinan. Perdarahan yang terjadi setelah persalinan dalam bidang kesehatan disebut perdarahan postpartum.
Perdarahan postpartum lanjut didefinisikan sebagai keadaan kehilangan darah dari dalam uterus yang jumlahnya melebihi 500 mL dan terjadi sesudah hari postpartum yang pertama, setiap saat selama periode 6 minggu postpartum sisanya. Keadaan ini kadang baru terjadi sesudah hari ke-5 hingga ke-15 postpartum.
Faktor predisposisi dan faktor risiko antara lain : Melahirkan bayi yang besar, Hidramnion, Distosia, Multiparitas grande, dan trauma pada saat melahirkan.

Patofisiologi.
Perdarahan postpartum lanjut dapat disebabkan
oleh berbagai keadaan seperti : Atonia uteri, pelepasan parsial plasenta, hingga Retensio fragmen plasenta. Sebagai akibatnya uterus tidak dapat berkontraksi dengan kuat sehingga pembuluh darah yang terbuka pada tempat pelekatan plasenta akan terus mengeluarkan darah.
Laserasi jalan lahir juga turut andil dalam menyebabkan perdarahan ini, hal ini terjadi karena pada tempat ruptur yang tidak berhasil membentuk bekuan darah tidak dapat menyekat lokasi perdarahan.
Koagulasi diseminata intravaskular (DIC) dapat menyebabkan perdarahan postpartum. Setiap pasien postpartum berisiko untuk mengalami DIC, akan tetapi keadaan ini lebih sering terjadi pada pasien solusio plasenta, missed abortion atau kematian janin intrauteri.
Kesimpulan :
Penyebab pada perdarahan postpartum lanjut antara lain : Atonia uteri, pelepasan parsial plasenta, retensio fragmen plasenta, laserasi jalan lahir, koagulasi diseminata intravaskular.

Hasil pemeriksaan / Ciri perdarahan postpartum lanjut
Perdarahan yang dapat terjadi mendadak dalam jumlah besar atau secara berangsur-angsur sebagai rembesan atau aliran darah yang perlahan.
Tampon perineum yang sering penuh darah
Uterus yang teraba lunak pada palpasi jika penyebabnya dalah retensio fragmen plasenta
Jika perdarahan terus berlanjut atau jika jumlahnya banyak, periksalah tanda dan gejala syok hipovolemik, yaitu : Pucat, penurunan fungsi sensorik, pernapasan yang cepat dan dangkal, keluaran urine yang berkurang dibawah 25 mL/jam, denyut nadi perifer yang cepat dan lemah, kulit yang dingin dan basah, mean arterial pressure (MAP) dibawah 60 mmHg, tekanan nadi yang sempit.

Daftar pustaka :
Lockhart, Anita & Saputra, Lyndon. 2014. Asuhan Kebidanan Masa Nifas Fisiologi dan Patologis. Tanggerang Selatan : Binarupa Aksara Publisher

Comments